Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,84 persen.
Dengan capaian ini, inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir, yakni 4,97 persen pada Maret, 4,33 persen pada April, dan 4,00 persen pada Mei.
Penyumbang inflasi tahunan terbesar pada Mei 2023 adalah kelompok transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 10,62 persen. Kelompok tersebut memberikan andil sebesar 1,29 persen terhadap inflasi umum.
Kemudian, penyumbang inflasi terbesar berikutnya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 4,27 persen dengan kontribusi 1,13 persen. Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 2,48 persen dan andil 0,48 persen.
Adapun kelompok yang mengalami deflasi pada inflasi tahunan Mei 2023 adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tercatat sebesar 0,27 persen dengan andil 0,01 persen.
Bila dilihat dari kelompok komoditas, penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Mei 2023 adalah bensin dengan andil sebesar 0,91 persen, beras 0,38 persen, rokok kretek filter 0,23 persen, kontrak rumah 0,13 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,13 persen.
Sementara jika ditinjau dari wilayah, seluruh kota di Indonesia mengalami inflasi secara tahunan pada Mei 2023. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kotabaru dan Timika yang masing-masing sebesar 6,04 persen.
Komoditas penyumbang inflasi di Kotabaru adalah beras, tarif angkutan udara, bensin, rokok kretek filter, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, dan rokok kretek.
Sedangkan komoditas penyumbang inflasi di Timika adalah beras, ikan segar, cabai rawit, bensin, rokok kretek filter, rokok kretek, dan rokok putih.
Adapun kota dengan inflasi terendah adalah Pangkal Pinang yang tercatat sebesar 1,93 persen.