Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan Pemerintah menyiapkan 500 ribu hektar lahan pertanian untuk mengantisipasi dampak kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino.
Syahrul mengatakan sejak peringatan El Nino muncul pada tahun ini, dirinya telah rutin melakukan inspeksi ke daerah dan memeriksa fasilitas penunjang produksi beras. Dia mengaku baru saja memeriksa sejumlah waduk dan bendungan di berbagai daerah dan mendapati data bahwa fungsi pengairan masih berjalan baik.
“Saya habis cek beberapa waduk dan dam kita yang besar ternyata airnya cukup, dan dam-dam besar itu bisa bertahan sampai enam bulan tanpa hujan pun,” ujarnya.
Dia mengatakan telah aktif aktif berkoordinasi dengan kepala daerah guna mengantisipasi El Nino. Syahrul juga mengaku sudah memetakan dampak terburuk terhadap stok beras akibat El Nino di Indonesia pada Agustus-September 2023.
“Kemungkinan kekurangan produksi yang terimbas El Nino sekitar 300 ribu ton sampai 1,2 juta ton bisa kita siapkan. Saya baru pulang dari tujuh provinsi hari ini, dan tujuh provinsi menyatakan kesiapannya untuk lahan yang kita konsentrasikan kalau besok ada masalah tentang El Nino untuk kepentingan nasional,” ujarnya.
Syahrul mengatakan lahan produksi untuk mengantisipasi El Nino itu berada di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kemudian, pemerintah juga menyiapkan wilayah penyangga untuk produksi di Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Banten, dan Lampung.
Dengan begitu, Syahrul optimistis dapat mengendalikan dampak El Nino agar tidak mengganggu stok pangan nasional khususnya beras.
Hingga saat ini, menurut data Kementerian Pertanian, stok dan harga beras masih terjaga. Pemerintah hingga September 2023, ujar Syahrul, masih memiliki kelebihan stok 2,7 juta ton beras.
“Dari setiap bulan masih ada panen 800 ribu hektar itu menghasilkan cukup untuk kebutuhan kita setiap bulan sekitar 2 juta (ton),” ujarnya.