Jambi (ANTARA) - Mahasiswa dan dosen Fakultas Peternakan Universitas Jambi (Unja) mengolah limbah kulit nanas menjadi pakan ternak berkualitas di Desa Tangkit Baru, Sungai Gelam, Muaro Jambi.
Ketua Tim Pengabdian Unja Prof Nurhayati di Jambi, Sabtu, mengatakan inovasi yang dilakukan adalah mengolah limbah nanas di wilayah setempat untuk dijadikan pakan ternak.
Desa Tangkit Baru dikenal sebagai sentra produksi nanas terbesar di Provinsi Jambi, menghasilkan ratusan ton buah nanas setiap tahunnya.
Dia mengatakan sekitar 27 persen dari total berat buah tersebut merupakan limbah kulit yang terbuang sia-sia.
Melihat potensi ini, tim melakukan fermentasi kulit nanas menggunakan yogurt untuk meningkatkan nilai nutrisinya, menjadikannya pakan ternak yang kaya protein dan serat.
Mereka memilih Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin sebagai mitra karena lokasinya yang strategis.
Bersama ponpes, mereka menciptakan siklus ekonomi berkelanjutan, di mana para santri dapat mengolah limbah kulit nanas menjadi pakan ternak, serta belajar kewirausahaan dan pertanian terpadu.
Program ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah limbah, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi pesantren dan masyarakat sekitar.
Pelatihan telah dilaksanakan untuk membekali guru, santri, dan pengasuh pesantren dalam proses pengolahan kulit nanas. Materi pelatihan mencakup pemilahan bahan baku, proses fermentasi, teknik penyimpanan, dan cara pemberian pakan kepada ayam kampung.
Dia berharap dengan adanya program ini pemanfaatan limbah kulit nanas dapat meningkat sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan santri, serta mendorong praktik pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut.