Jambi (ANTARA News) - Akademisi dari Universitas Jambi Yusdi Andra mengkritik dunia usaha, khususnya pengembang perumahan, yang gemar menggunakan istilah-istilah asing untuk nama produk-produk mereka.
"Hampir semua komplek perumahan yang dibangun di Jambi saat ini diberi nama dalam istilah asing yang benar-benar tidak membumi dengan kultur Melayu Jambi, sungguh memprihatinkan," kata akademi yang juga budayawan itu di Jambi, Jumat.
Dia melihat kecenderungan itu akan merugikan pemahaman budaya masyarakat Jambi khususnya generasi muda.
"90 persen dari nama-nama komplek perumahan di kota Jambi saat ini dikabeli dengan nama-nama kota atau di Eropa seperti Valencia, Liverpool, Aston Villa, Monaco, Villareal, Sevilla, Arsenal, Parma, Atalanta...seakan ingin mengesankan kepada publik kota Jambi adalah Eropa," ujarnya.
Kondisi ini, menurut Yusdi, sangat bertolak belakang dengan UU nomor 24/2009 tentang penggunaan bahasa dan istilah Indonesia dalam semua segi kehidupan, serta bertentangan dengan budaya masyarakat Jambi yang sangat kukuh pada budaya Melayu.
"Kenapa tidak pakai nama Villa Aur Duri, Perumahan Mendalo, Kemingking, Tepian Ratu, Titian Teras, Tempino, Kerinci.... Atau gunakan nama pahlawan Jambi seperti Depati Parbo, Sultan Thaha, Raden Mat Taher, Abundjani, Makalam?" tanyanya. (*)
ANT
Budayawan kritik nama perumahan serba asing
Jumat, 2 Desember 2011 12:39 WIB
seakan ingin mengesankan kepada publik kota Jambi adalah Eropa"