Jambi (ANTARA Jambi) - Bank Indonesia Jambi menyiapkan dana Rp1,7 triliun untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2012.
"Jumlah ini tiga kali lebih besar dibanding bulan-bulan biasa," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jambi Dede Suprayitno di Jambi, Rabu.
Persiapan itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan uang saat Ramadhan maupun menjelang Idul Fitri.
Ia menyebutkan, pada bulan-bulan biasa, rata-rata kebutuhan uang tunai di Provinsi Jambi mencapai Rp400-Rp500 miliar.
"Masyarakat tidak perlu khawatir. Sesuai instruksi dari Bank Indonesia pusat, berapa pun kebutuhan uang masyarakat akan disiapkan," katanya.
Persiapan dana menjelang Ramadhan dan Idul Fitri pada 2012 juga meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,5 triliun.
Untuk lebih memperlancar penukaran uang jelang Idul Fitri, Bank Indonesia juga akan membuka beberapa pusat penukaran uang secara keliling.
"Penukaran uang kali ini direncanakan secara keliling di beberapa titik pusat keramaian. Kami juga akan menggandeng beberapa bank umum agar lebih mudah, sehingga masyarakat tidak perlu antre sejak pagi untuk menukarkan uangnya," katanya.
Sementara itu, untuk menghindari penyebaran uang palsu, Dede mengimbau masyarakat menukarkan uang pada "cash" keliling atau bank yang telah ditunjuk BI.
Meski ada beberapa warga memanfaatkan jasa penukaran uang melalui perorangan, hal itu dinilai berisiko terhadap penyebaran uang palsu, mengingat penukaran yang dilakukan orang perorang dilakukan tanpa izin.
"Keuntungan di 'cash' keliling atau bank yang ditunjuk adalah apabila ada warga yang ingin menukar uang Rp100 ribu dengan pecahan lebih kecil, nominalnya tetap sama. Jadi masyarakat tidak akan rugi. Ini berbeda dengan penukaran dari pihak kedua atau orang lain. Selain nominalnya akan berkurang, juga rawan uang palsu," ujarnya.
Untuk mengantisipasi adanya kesalahan, Bank Indonesia Jambi juga akan melakukan pemerataan. Artinya, seseorang tidak bisa melakukan penukaran uang langsung dengan nominal besar pada satu hari.
"Bukan membatasi, namun lebih pada antisipasi jangan sampai ada yang memborong penukaran uang. Jadi kalau masyarakat tersebut merasa uang yang ditukar masih kurang, bisa kembali esok harinya," katanya.(KR-BS)