Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Jambi, dinilai kurang tanggap mengatasi Dea Novriani (4,5 tahun), penderita penyakit hydrocefalus (kelebihan cairan di kepala).
Dea Novriani, anak pertama pasangan Ema Mardiana dan Ansari, warga Desa Sungai Baung RT08, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, hingga saat ini belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat.
Ema Mardiana, orangtua Dea mengatakan, saat ini anaknya selain menderita penyakit hydrocefalus juga menderita lumpuh layu. Dea menderita penyakit tersebut sejak berumur sembilan bulan.
Tanda yang muncul, Dea terlihat lemas tidak bisa apa-apa, badan kurus, kepalanya membesar, serta kaki mengecil, tangan kirinya lumpuh tidak bisa bergerak, bicaranya tidak jelas, Ironisnya, kening bagian kanannya bengkak yang membuat Dea sering menangis kesakitan.
"Anak saya mulai seperti ini sejak berumur sembilan bulan, dia setiap harinya hanya tidur di ayunan, karena duduk tidak bisa, dan juga sering menangis kesakitan sambil menampar di bagian kepalanya," kata Ema.
Sejak menderita penyakit tersebut, Dea Novriani hanya minum air putih, sayur, roti dan susu seadanya, hingga berumur 4,5 tahun tubuh Dea Novriani makin mengecil dan lemas.
Ia mengakui hingga saat ini belum ada perhatian dari Pemkab Batanghari. Dea sebenarnya pernah diperiksa di salah satu rumah sakit di Kota Jambi, namun karena terlantar akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pulang karena tidak mampu melanjutkan pengobatan, mengingat ayah dea hanya seorang buruh.
Orangtua Dea kini hanya pasrah meilhat kondisi anaknya, mereka sangat berharap bantuan dari pemerintah dan para dermawan agar anaknya bisa sembuh dan hidup normal seperti anak-anak seusianya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Haflin melalui Mukhsin, Kasi Pencegahan Penyakit dan Pemberdayaan Masyarakat ketika dikonfirmasi mengakui, pihaknya belum mengetahui adanya balita yang berumur 4,5 tahun yang menderita penyakit hydrocefalus.
Penyakit seperti ini merupakan kelainan dari bawaan atau semenjak lahir, dan pihaknya akan turun langsung untuk mengecek sekaligus memberi bantuan.
"Solusinya harus dioperasi, akan dibuat saluran di kepala terus ke saluran pencernaan agar dapat mengeluarkan cairan yang ada di otak," katanya.(Ant)