Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, meminta transparansi produksi perusahaan minyak dan gas PT PetroChina International Jabung yang beroperasi di daerah itu.
Pemkab Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) akan menuntut SKK Migas dan Kementrian ESDM agar menjelaskan produksi seluruh sumur migas yang ada di Tanjabar, kata Bupati Tanjabar Usman Ermulan, Minggu.
Ia mengakui meski tahun 2013 ini Dana Bagi Hasil (DBH) migas yang diterima Pemkab Tanjabar mencapai Rp500 miliar lebih, namun pemerintah daerah belum puas karena tidak ada transparansi terkait jumlah produksi migas di Tanjabar.
"Hingga kini belum ada transparansi terkait berapa banyak produksi migas PetroChina yang dihasilkan dari sumur-smur migas di Tanjabar, karena hal ini erat kaitannya dengan DBH migas yang diterima Tanjabar," katanya.
Oleh karena itu, kata Bupati, pihaknya akan meminta SSK Migas dan Kemetrian ESDM agar menjelaskan hasil produksi dari seluruh sumur migas di Tanjabar agar tidak menimbulkan pertanyaan.
"Kita belum puas. Kita minta pihak terkait menjelaskan data dari masing-masing sumur migas," ujarnya.
Usman menyebutkan, berdasarkan informasi yang diperoleh, dari 161 sumur di Tanjabar hasil produksi minyak perhari mencapai 30 ribu barel, namun angka itu meragukan jumlah tersebut sama dengan enam unit mobil tangki.
"Satu unit mobil tangki itu kapasitasnya hanya 5.000 barel. Ini yang membuat kita meragukan dan merasa tidak puas," ujarnya.
Untuk memperjelas keraguan Pemkab Tanjabar, kata Bupati, pihaknya akan mengundang para ahli untuk membicarakan hal ini dan mempertanyakan soal kebenaran hasil produksi yang diakui dan disampaikan SKK Migas dan ESDM.
Bahkan Bupati meragukan bahwa satu sumur disebutkan hanya memproduksi 200 barel minyak perhari, angka itu tidak masuk akal dan tidak ekonomis.
Usman mengatakan, langkah tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan hak daerah sebagai daerah penghasil migas.(Ant)