Jakarta (ANTARA Jambi) - TNI AL mulai lebih menggeliat dan meningkatkan kuantitas pun kualitas penjagaannya. Kali ini KRI Multatuli-561 yang dikomandani Kolonel Pelaut Agus Prabowo mengejar dan menangkap dua kapal ikan asing asal Vietnam dan Filipina.
Kepala Dinas Penerangan Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Letnan Kolonel Khusus Maman Sulaeman, dalam keterangan tertulisnya, diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan, pengejaran dan penangkapan dua kapal asing itu di utara Pulau Fani.
Penangkapan dua kapal ikan asing ilegal itu terjadi setelah KRI Multatuli-561 mendeteksi kontak tak berlampu pada jarak enam mil di perairan Samudera Hindia pada posisi 02.22.00 Lintang Utara-131.06.00 Bujur Timur.
Selanjutnya KRI Multatuli-561 mendekat, dan mencoba membuka komunikasi radio untuk kemudian memerintahkan agar kapal ikan asing mematikan mesin. "Yang ada, justru kapal ikan asing itu cenderung manuver menghindar yang berbahaya bagi keselamatan navigasi," ujarnya.
KRI Multatuli-561 lalu mengeluarkan tembakan peringatan ke udara namun kapal-kapal ikan ilegal itu tetap menghindar dan tidak kooperatif, begitupun saat tembakan peringatan kedua diluncurkan ke depan haluan mereka.
Akhirnya, KRI Multatuli-561 membayang-bayangi mereka dengan jarak dua mil dengan haluan ke selatan sampai menunggu Matahari terbit.
Komandan KRI Multatuli-561 lalu memerintahkan anak buahnya menurunkan sekoci dan menggeledah kapal. Semuanya dilengkapi senapan serbu AK-47 dan senapan mesin kaliber 20 milimeter BAG.
Barulah kemudian identitas kapal ikan asing ilegal itu diketahui, yaitu Pha QN9.95030 asal Vietnam yang membawa 13 nelayan Vietnam, dengan 48 drum teripang. Kapal itu tidak punya dokumen kapal, ijin menangkap ikan, dan bahkan ABK-nya juga tanpa identitas apapun.
Kapal ikan ilegal kedua adalah kapal Filipina dengan nama Jessica-006, yang ditangkap pada posisi 02.38.00 Lintang Utara-130.51.00 Bujur Timur.