Jakarta (ANTARA Jambi) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Suhariyanto mengatakan inflasi pada Oktober 2016 sebesar 0,14 persen
disumbangkan oleh komponen harga diatur pemerintah yaitu tarif listrik,
gas elpiji dan rokok.
"Ini fenomena tidak biasa, karena penyumbang inflasi Oktober adalah harga-harga diatur pemerintah atau administered price yaitu tarif listrik, gas elpiji dan rokok," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suhariyanto menjelaskan kenaikan tarif tenaga listrik menyumbang
inflasi 0,06 persen dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 0,02
persen, sehingga secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,56 persen.
"Kelompok ini menyumbang inflasi tinggi pada Oktober 2016, padahal
kelompok bahan komoditas makanan harganya relatif terkendali dan
cenderung menurun," ujarnya.
Sedangkan, kelompok kesehatan pada Oktober 2016 juga menyumbang
inflasi sebesar 0,29 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, tembakau 0,24 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga 0,10 persen.
"Inflasi dari kelompok makanan jadi disumbangkan oleh kenaikan
tarif rokok baik dari rokok kretek, rokok kretek filter dan rokok putih
masing-masing 0,01 persen," ujar Suhariyanto.
Namun, kata dia, kelompok sandang menyumbang deflasi tinggi pada
Oktober 2016 sebesar 0,31 persen, diikuti kelompok bahan makanan 0,21
persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,03
persen.
"Secara umum, harga komoditas bahan makanan menurun karena ada
pengendalian harga dan jaminan pasokan karena distribusi yang bagus,
terutama untuk bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, kentang
dan ikan segar," katanya.
Suhariyanto menambahkan meski kelompok bahan makanan mengalami
penurunan, namun harga cabai merah yang masih mengalami kenaikan tinggi
pada Oktober 2016, harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
Secara keseluruhan, inflasi komponen harga diatur pemerintah pada
Oktober 2016 mencapai 0,57 persen dan komponen harga bergejolak
mengalami deflasi 0,26 persen. Sedangkan, inflasi komponen inti tercatat
sebesar 0,1 persen dengan inflasi komponen inti tahun ke tahun (yoy)
mencapai 3,08 persen.
Dengan inflasi pada Oktober 2016 mencapai 0,14 persen, maka inflasi
tahun kalender Januari-Oktober 2016 mencapai 2,11 persen dan tingkat
inflasi dari tahun ke tahun (yoy) 3,31 persen.
Dari 82 kota IHK, sebanyak 48 kota menyumbang inflasi dan 34 kota
mengalami deflasi pada Oktober 2016. Inflasi tertinggi terjadi di
Sibolga 1,32 persen dan inflasi terendah di Depok dan Manado
masing-masing 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,1
persen.
BPS: listrik dan rokok sumbang inflasi Oktober
Selasa, 1 November 2016 14:52 WIB
......Ini fenomena tidak biasa, karena penyumbang inflasi Oktober adalah harga-harga diatur pemerintah......