Jakarta (ANTARA) - Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif, menyebutkan, persoalan mafia Migas sudah mengakar sejak puluhan tahun lalu.
"Apabila persoalan tersebut tak diatasi, maka kondisi negara dalam negara tak bisa terbantahkan lagi. Petral sudah dibubarkan," kata Syafii Maarif di Kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu.
Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan kerugian negara yang diakibatkan oleh para mafia migas mencapai Rp1 triliun per bulannya.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu menyebutkan saat ini bukan hanya pihak asing yang harus diwaspadai dalam urusan mafia migas, tetapi juga 'orang dalam'.
"Yang terlibat itu bukan hanya asing, tapi juga anak-anak bangsa yang bermental asing. Itu luar biasa itu," ucap Syafii yang biasa disapa Buya Syafii.
Ia percaya manusia pada dasarnya diciptakan untuk membedakan baik dan buruk. Namun saat ini, khususnya dalam urusan mafia migas, manusia Indonesia mengaburkan kebenaran.
"Ini suatu keterputusan fitrah bayi itu. Tidak bisa lagi membedakan mana yang pantas, mana yang prestasi, mana yang korupsi," tuturnya.
Oleh karena itu, Buya Syafii mengingatkan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal mafia minyak dan gas bumi (migas) tersebut.