Bandung (ANTARA) - Pemasangan PLTS dengan berbagai ukuran serta kapasitas menjadi daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan jenis pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) lainnya.
Hal itu dikatakan Ketua Tim Kerja, Direktur Operasi I PT Len Industri, Linus Andor M Sijabat.
Instalasi PLTS dapat dilakukan dengan mudah di berbagai lokasi.
Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014 menyatakan bahwa target bauran EBT sebesar 23% (49,2 Giga Watt) pada tahun 2025 dan paling sedikit 31% sampai dengan tahun 2050.
Dimana di dalamnya target penyediaan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 6,5 Giga Watt pada tahun 2025 dan sebesar 45 Giga Watt pada tahun 2050.
Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi percepatan pembangunan PLTS, di antaranya dengan pembentukan tim percepatan ini.
Pembentukan tim juga sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Head of Agreement (HOA) tentang kerjasama PLTS ketiga BUMN (Len-PLN-Pertamina) pada awal Oktober 2019.
Len Industri adalah BUMN yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang pekerjaan energi terbarukan khususnya PLTS. PLN adalah BUMN yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang memiliki kompetensi melaksanakan tugas pengoperasian dan penyaluran tenaga listrik.
Sementara Pertamina adalah BUMN yang bergerak di bidang usaha minyak, gas, dan energi baru terbarukan yang di dalam aktivitasnya meliputi pengembangan listrik tenaga surya.
Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa dengan iradiasi energi matahari rata-rata 4,80 kWh/m2/ hari. Sehingga energi matahari menjadi pilihan yang baik sebagai alternatif sumber energi.
Secara nasional di Indonesia pemanfaatan PLTS masih kurang dari 200 Mega Watt dari total 207,8 Giga Watt potensi yang dimiliki (data Kementerian ESDM 2019).
Pembangkit listrik tenaga surya punya daya tarik tersendiri dan mudah dilakukan di berbagai lokasi
Senin, 17 Agustus 2020 11:21 WIB