Sleman (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan tempat karantina di sekitar barak pengungsian bencana erupsi Gunung Merapi di Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan untuk antisipasi jika ada pengungsi yang terpapar COVID-19.
"Ruang karantina kami siapkan di gedung SD di sebelah barat lokasi barak Glagaharjo," kata Kepala Dinkes Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Rabu.
Menurut dia, ruang karantina di barak pengungsian tersebut hanya sebagai tempat transit mereka yang hasil tes cepatnya reaktif, sambil menunggu hasil tes usap mereka yang suspek COVID-19.
"Kalau hasil tes usap positif, untuk isolasi tetap di fasilitas kesehatan (faskes) darurat Asrama Haji Sleman atau faskes di rusunawa," katanya.
Ia mengatakan Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan merupakan salah satu zona hijau COVID-19 di Kabupaten Sleman, sehingga pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor yang kini menempati barak Glagaharjo tidak dilakukan tes cepat.
"Uji hanya dilakukan terhadap relawan yang bertugas di barak. Dari 44 relawan yang menjalani tes cepat, satu orang dinyatakan reaktif dan saat ini masih menunggu hasil tes usap," katanya.
Joko mengatakan sedangkan untuk memantau kondisi kesehatan pengungsi setiap hari, di barak juga disediakan pos kesehatan dengan dukungan tiga personel tenaga kesehatan tiap shift terdiri dari dokter, perawat/bidan, dan sopir ambulans.
"Personel kesehatan ini setiap hari memantau kondisi kesehatan para pengungsi di barak Glagaharjo yang merupakan warga kelompok rentan," katanya.
Plt Kepala Puskesmas Cangkringan Dyah Arum Retnaningtyas mengatakan pihaknya sudah menerjunkan petugas di barak yang rutin melakukan kontrol gizi. "Sementara pengungsi satu orang ibu hamil ditempatkan di ruang yang letaknya bersebelahan dengan pos kesehatan," katanya.
Pengungsian Merapi dihadapkan dia ancaman yakni gunung api dan COVID-19
Rabu, 18 November 2020 13:54 WIB