Arosuka (ANTARA) - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat menangkap seekor harimau sumatera yang sempat berkeliaran di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.
"Setelah dilakukan pemeriksaan dan identifikasi, harimau tersebut merupakan harimau yang pernah dilepasliarkan pihak BKSDA Sumbar bersama tim gabungan lainnya beberapa waktu lalu," kata dokter hewan Kartika Amarilis yang sekaligus Manajer Operasional PR-HSD ARSARI di Arosuka, Minggu.
Kartika mengatakan hal itu setelah melakukan pencocokan tanda pengenal berupa gelang dari harimau tersebut.
Menanggapi hal itu, Petugas Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Rully Permana menyampaikan ucapan permohonan maaf.
"Atas nama BKSDA Sumatera Barat mewakili pimpinan dan rekan-rekan yang masih bertugas di Jorong Lurah Ingu hari ini, kami menyampaikan permohonan maaf," kata dia.
Ia meminta maaf atas kejadian yang tidak dikehendaki tersebut. Selain itu, ia juga meminta maaf kepada warga di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek karena aktifitas perekonomian mereka sempat terganggu akibat peristiwa itu.
Di samping itu, Kepala BKSDA Resor Konservasi Wilayah (RKW) Solok, Afrilius mengatakan hari ini baru seekor harimau yang berhasil ditangkap, yaitu di Jorong Rawang Gadang.
Ia mengatakan harimau tersebut akhirnya masuk ke dalam perangkap yang telah diumpan dengan seekor anjing.
"Diduga ada dua ekor harimau, yakni satu di Jorong Rawang Gadang dan satu ekor lagi di Jorong Lurah Ingu. Namun harimau yang baru berhasil ditangkap hari ini di Jorong Rawang Gadang," kata dia.
Untuk itu, ia mengatakan sampai hari ini di daerah Jorong Lurah Ingu masih tetap dilakukan pengawasan, karena sebelumnya sejak Jumat (4/12) malam warga Jorong Lurah Ingu dihebohkan dengan harimau yang menerkam seekor anjing.
"Setelah menerkam seekor anjing, harimau tersebut sudah tidak menampakkan diri lagi dan jejaknya pun sulit ditemukan," kata dia menambahkan.
Kendati demikian, ia mengatakan khusus di Jorong Lurah Ingu, pihaknya masih melakukan mengamanan kepada masyarakat yang hendak beraktivitas ke kebun. Kemudian di lokasi masih dipasang perangkap.
Ia menyebutkan saat ini masih tersisa tiga perangkap lagi dengan umpan berupa ayam, anjing, dan kambing.