Mataram (ANTARA) - Ketua Tanfiziah PWNU Nusa Tenggara Barat Prof Masnun Tahir meminta kader muda NU membaca dan meneladani pemikiran Gus Dur.
"Milenial muda NU harus bisa membaca, meneruskan, meneladani pemikiran Gus Dur," kata Masnun Tahir dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Kamis, memperingati Haul Gus Dur ke-11.
Menurutnya, pemikiran Gus Dur melampaui zamannya. Dari semua aspek pemikiran Gus Dur bisa digali. Gus Dur disebutnya kamus berjalan, poster terbuka, manusia unik, soliter dan kosmopolitan. Keseluruhan pemikiran Gus Dur itu mengeluarkan manusia dari kezaliman, kejahilan, dari tak beradab menuju keberadaban.
Masnun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan milenial muda NU, yakni kegiatan yang literatif, pemberdayaan, solutif ditengah keapatisan publik terhadap pemikiran paradigmatif Gus Dur itu sendiri.
Inisiator Milenial Bintang Sembilan, Akhdiansyah, Akhdiansyah, mengatakan Haul Gus Dur harus dimaknai dengan beragam perspektif. Salah satunya adalah memperkaya ruang kreativitas anak muda NU.
"Salah satu wadah ruang kreativitas itu adalah Millenial Bintang 9 ini," ucap-nya.
Ia menyatakan, di wadah nonstruktural itu semua elemen yang tergabung bebas mengaktualisasikan diri dengan cara paling kreatif yang mereka miliki. Aktualisasi yang dimaksud masih dengan catatan, kreasi yang dimunculkan bernilai positif dan bermanfaat untuk orang banyak.
Apa yang dilontarkan pria yang akrab disebut Guru To'i ini tidak lepas dari rangkaian kegiatan haul tersebut. Sebelum puncak haul dilaksanakan, Millenial Bintang 9 NTB menggelar sejumlah lomba. "Lomba tersebut terkait dengan keteladanan yang diwariskan Gus Dur," ucap-nya.
Dari lomba ini, ada sejumlah pemenang yang telah ditetapkan pihak pelaksana. Hadiah dari lomba-lomba yang digelar juga dibagikan di momentum peringatan Haul Gus Dur tersebut.
Merawat
Ketua Pelaksana Haul Gus Dur, Alissa Qotrunnada Wahid atau Anita Wahid secara virtual menyampaikan pelaksanaan Haul Gus Dur oleh Mileninal Bintang Sembilan NTB membuat dirinya merasa tidak sendiri, kesepian dalam upaya terus merawat apa yang diperjuangkan Gus Dur bagi Indonesia. Bahkan, 11 tahun sejak Gus Dur pulang, sampai hari ini keluarga terus berupaya merawat perjuangan Gus Dur sebab mereka tau cita cita Gus Dur belum terwujud sampai saat ini yaitu rakyat makmur sentosa dalam keadilan dan keadaban.
"Kami apresaisi gusdruain Lombok yang telah menyelenggarakan acara ini. Haul Gus Dur seperti malam ini bukan untuk memuja muji beliau tetapi mengambil inspirasi dari apa yang telah beliau ajarkan. Beliau bukan untuk dipuja puji malah beliau lebih senang untuk ditertawakan, dicandai," ujarnya.
Salah satu yang bisa diteladani yaitu bagaimana belajar dari pribadi karakter Gus Dur. Gus Dur seseorang yang selalu berada dengan rakyat tertindas, tidak silau oleh kedudukan dan hal hal lain yang sifatnya duniawi.
"Tidak ada satu jabatan pun yang layak dipertahankan dengan pertumpuahan darah rakyat," ujar Alissa mengenang kata kata Gus Dur.
Haul Gus Dur dengan mengambil tema "Milenial Rindu Gusdur" dihadiri puluhan kader Milenial NU NTB yang digelar Rabu malam (30/12). Acara berlangsung menerapkan Protokol COVID-19. Peserta dibagikan masker, jarak duduk juga diatur hingga peserta menyemprotkan penyanitasi tangan. Doa dan zikir dipimpin oleh TGH Faesal Saimun didampingi Wakil ketua PWNU NTB, Dr Jumarim, Inisiator Milenial Bintang Sembilan Akhdiansyah dan Wakil Rekor III UNU NTB, Irfan Suryadiata.