Jambi (ANTARA) - Penjualan rumah sepanjang tahun 2020 di Jambi mengalami kontraksi sebesar 10 sampai 15 persen.
Ini diungkapkan oleh Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Jambi Ramond Fauzan , meski mengalami penurunan namun masih berada diposisi aman. Ini dikarenakan komoditas unggulan Jambi sebagai penopang perekonomian masyarakat Jambi masih dalam kondisi yang bagus.
“Secara umum di 2020 daya beli masyarakat turun, tapi kita masih bersyukur di Jambi ini ekonomi Jambi ditopang oleh komoditi yang sepanjang 2020 bagus sehingga secara market tidak begitu terganggu,” kata Ramond, Kamis pagi (18/3).
Mengingat secara nasional daya beli masyarakat yang menurun, Ramond menuturkan bahwa tidak ada kenaikan harga rumah ditahun 2021 ini. Untuk KPR subsidi pemerintah masih menggunakan harga tahun lalu yakni dikisaran Rp 150 jutaan .
REI Jambi berharap ditahun 2021 ini penjualan rumah akan kembali normal seiring dengan stabilnya harga komoditas unggulan Jambi seperti karet dan sawit. Ramond meyakini bahwa secara market bisnis perumahaan saat ini masih menjanjikan, tinggal bagaimana sekarang para pelaku usaha perumahan ini menyesuaikan dengan kebijakan yang Pemerintah ambil terutama tentang rumah subsidi.
Secara umum market Jambi terkoreksi juga dipengaruhi oleh semakin ketatnya perbankan dalam memberikan kredit.
“ Karena situasi global yang masih belum stabil akibat pandemi, tentu pihak perbankan akan melakukan mitigasi resiko yang lebih ketat dalam penyaluran kredit perumahan,” terangnya.
Bank Indonesia Provinsi Jambi mencatat, kredit rumah tangga pada sub sector kredit kepemilikan rumah (KPR) tercatat sebesar Rp 4,81 triliun pada triwulan IV 2020. Perlambatan kredit terjadi hampir diseluruh jenis pemilikan rumah, ruko maupun rukan. Pada triwulan laporan,KPR tipe 21m persegi terkontraksi sebesar 20,11 persen (yoy) masih lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 35,27 persen (yoy). Ruko/rukan terkontraksi sebesar 16,20 persen, lebih dalam terkontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15,66 persen. KPR tipe 70 keatas terkontraksi sebesar 9,57 persen (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar 11,62 persen (yoy).
Sementara itu, KPR tipe 22 sampai 70 meter persegi tumbuh melambat seebsar 10,22 persen (yoy), memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,27 persen (yoy).