Jambi (ANTARA) - Jumlah agen laku pandai di Jambi mencapai 29.964 agen yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten dan Kota dengan jumlah nasabah mencapai 420.612 nasabah.
Dikatakan Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mengatakan, jumlah agen perseorangan sebanyak 29.524 agen sedangkan jumlah agen yang berbadan hukum berjumlah 440 agen hingga posisi Desember 2020.
“Agen laku pandai merupakan program OJK yang mendorong perbankan untuk mendirikan agen-agen didaerah pelosok. Kegunaannya agar menjadi perpanjangan tangan pihak bank untuk menjangkau seluruh masyarakat dalam bertransaksi keuangan,” katanya kepada ANTARA, Selasa (30/3).
Ia menjelaskan laku pandai merupakan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif yaitu program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Jumlah agen perorangan terbanyak berada di Kota Jambi mencapai 5.866 agen dan agen badan hukum berjumlah 127 agen.Kemudian diikuti oleh kabupaten Kerinci 5.710 dan agen badan hokum 10 dan kabupaten Merangin sebanyak 4.092 agen dengan jumlah agen badan hukum sebanyak 48 agen.
Sementara itu, jumlah nasabah terbanyak berasal dari Kota Jambi yakni mencapai 77.256 nasabah. Selanjutnya dari Sungai penuh sebanyak 46.028 nasabah dan Merangin sebanyak 45.511 nasabah. Kota Sungai Penuh merupakan wilayah dengan jumlah agen perseorangan terkecil yakni sebanyak 589 agen dan agen badan usaha sebanyak 7 agen, sementara jumlah nasabah agen menduduki peringkat kedua jumlah nasabah setelah Kota Jambi.
Saat ini diakui Endang, perkembangan agen laku pandai masih terhambat dengan keterbatasan jaringan internet didaerah. Sebagai infrastruktur utama, disebutkan Endang bahwa jaringan telekomunikasi merupakan komponen penting untuk keberlangsungan transaksi melalui agen laku pandai.
“Terus berkoordinasi dengan Kominfo terkait jaringan ini, disamping promosi dan edukasi juga harus memperkuat infrastruktur. Kalau teman-teman perbankan siap mendirikan agen di daerah masalahnya di jaringannya perlu solusi juga dengan pihak provider,” jelas Endang.
Endang mengatakan agen laku pandai menjadi solusi dari sulitnya perbankan membuka cabang di daerah-daerah pelosok. Mengingat biasa investasi yang sangat besar sehingga kehadiran layanan keuangan tanpa kantor merupakan solusi yang tepat untuk memberikan akses keuangan bagi masyarakat desa.