Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan realisasi pembiayaan investasi telah mencapai Rp116,3 triliun sejak Januari hingga November 2021 atau melonjak 278,5 persen dari periode Januari-November 2020.
Menurut dia, masih akan ada pencairan anggaran pembiayaan investasi pada akhir Desember ini dengan jumlah yang sangat besar dan akan disampaikan setelah terealisasi.
Adapun pembiayaan investasi sejak Januari-November 2021 diberikan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) senilai Rp20 triliun, Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) Rp20 triliun, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Rp16,62 triliun, dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp11,12 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani sebut pembiayaan investasi melonjak 175,8 persen
"Pembiayaan investasi kepada LPDP diberikan untuk meningkatkan dana abadi, sementara BPUI untuk menangani kasus Jiwasraya," tutur Menkeu Sri Mulyani.
Sri Mulyani melanjutkan, pembiayaan investasi juga telah diberikan kepada Lembaga Pengelola Investasi senilai Rp15 triliun, PT Hutama Karya Rp6,21 triliun, PT Pembangkit Listrik Negara (PLN) Rp5 triliun, kewajiban penjaminan Rp2,72 triliun, serta PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Rp2,25 triliun.
Kemudian untuk Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp2 triliun, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp2 triliun, PT PAL Indonesia Rp1,28 triliun, PT Pelindo III Rp1,2 triliun, serta PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Rp980 miliar, serta melalui pinjaman PEN ke daerah Rp10 triliun.
Menkeu Sri Mulyani menyebutkan pembiayaan investasi yang diberikan sebesar Rp19,715 triliun pada bulan November 2021 saja kepada LPI senilai Rp15 triliun, PIP Rp2 triliun, serta kewajiban penjaminan Rp2,72 triliun untuk penugasan pembangunan infrastruktur nasional dan dukungan penjaminan PEN dan/atau stabilitas sistem keuangan.
Baca juga: Menkeu: Belanja negara tumbuh, capai Rp2.310,4 triliun per November