Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih K.H. Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu.
"Saya melaporkan hasil Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama kemarin bahwa saya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026, sedangkan K.H. Miftachul Achyar ditetapkan sebagai Rais Aam. Kemudian saya melaporkan juga hasil yang disepakati di dalam muktamar mengenai program dan agenda yang tentunya nanti sangat terkait dengan prospek kerja sama, termasuk dengan pemerintah," kata Gus Yahya sebagaimana Informasi yang dikutip dari Biro Pers Sekretariat Presiden.
Baca juga: Anwar Abbas memohon kepada PBNU agar Kiai Miftah bisa rangkap jabatan
Menurut Gus Yahya, pemerintah dan NU mempunyai tanggung jawab yang sama untuk merawat, menjaga, dan membangun bangsa Indonesia.
"Antara Nahdlatul Ulama dan pemerintah ini harus terus-menerus dalam kerja sama yang erat untuk melaksanakan tanggung jawab itu," katanya.
Sebagai Ketua Umum PBNU yang baru, Gus Yahya berharap untuk menyempurnakan konsolidasi organisasi sehingga NU dapat menjadi agen transformasi.
Baca juga: Gerindra ucapkan selamat untuk Ketum PBNU terpilih
"Ketika kita memiliki agenda-agenda nasional untuk menggerakkan masyarakat secara luas, maka Nahdlatul Ulama ini harus bisa sungguh-sungguh efektif dalam menjalankan peran untuk partisipasi masyarakat tersebut, termasuk ikut membantu menyukseskan apa yang telah diagendakan pemerintah," katanya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sebelumnya, dalam Muktamar Ke-34 NU pada 22-24 Desember 2021 di Lampung, Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 setelah unggul dari calon petahana KH Said Aqil Siroj.
Baca juga: Ketua MPR yakin NU makin solid di bawah kepemimpinan Gus Yahya
Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.
Gus Yahya, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia merupakan kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Selain pernah menjabat anggota Wantimpres, Gus Yahya pernah menjadi Juru Bicara Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.