Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pemerintah belum memiliki rencana terkait penyesuaian harga BBM jenis Pertalite.
Erick Thohir mengatakan bila melihat harga BBM di luar negeri berbagai macam, ada yang Rp50.000 atau Rp60.000 per liter. Tentu pemerintah, kata dia, mengambil posisi masyarakat yang mampu tidak boleh disubsidi, makanya harga Pertamax dinaikkan.
Baca juga: Menteri Arifin beri sinyal kenaikan harga Pertalite dan Solar
Harga Pertamax setelah dinaikkan pun, menurut dia, masih berada di bawah harga pasar, sehingga ada komponen subsidinya.
"Saya sudah sampaikan tidak mungkin pemerintah dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. pemerintah pastinya hadir. Tentu mekanisme kehadirannya melalui berbagai cara. Sebelumnya saat pandemi COVID-19 pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya," kata Erick Thohir.
Baca juga: Pengamat: Rencana kenaikan Pertalite dan solar belum tepat
Sebelumnya kenaikan harga minyak dunia akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina mengakibatkan Uni Eropa mempertimbangkan untuk melakukan embargo minyak mentah Rusia, sehingga hal itu berdampak pula terhadap harga BBM di dalam negeri.
Pada Maret 2022 realisasi Mean of Platts Singapore (MOPS) Pertalite rata-rata 128,19 dolar AS per barel atau naik 63 persen dari rata-rata tahun 2021 sebesar 78,48 dolar AS per barel.
Meski harga global telah melambung tinggi, namun pemerintah Indonesia masih dapat menjaga harga Pertalite senilai Rp7.650 per liter.
Baca juga: Harga minyak naik, didorong ekspektasi pemulihan China dan stok ketat