Chicago (ANTARA) - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), terangkat oleh melemahnya dolar AS karena membaiknya sentimen risiko di pasar mendorong permintaan terhadap mata uang berisiko dan menekan greenback lebih rendah.
Emas berjangka naik 0,3 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.848,70 dolar AS pada Rabu (1/6/2022), setelah jatuh 8,9 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.848,40 dolar AS pada Selasa (31/5/2022), dan menguat 3,4 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.857,30 dolar AS pada Jumat (27/5/2022).
Indeks mata dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, melemah 0,8 persen pada 101,78, dengan kecepatan untuk menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/6/2022) bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 11.000 menjadi 200.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 28 Mei, lebih rendah dari perkiraan ekonom dan mencerminkan rekor PHK terendah serta pasar tenaga kerja terkuat dalam beberapa dekade.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang-barang manufaktur naik 0,3 persen pada April, turun dari kenaikan 1,8 persen yang tercatat pada Maret dan lebih rendah dari perkiraan para ekonom sebesar 0,6 persen.
Dalam pidatonya di Philadelphia Council for Business Economics pada Kamis (2/6/2022), Loretta Mester, presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, mengatakan Federal Reserve harus menunjukkan "kekuatan" dalam pertempurannya untuk mengendalikan inflasi, dan itu bisa berarti laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada September "jika inflasi gagal menjadi moderat".
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 36 sen atau 1,64 persen, menjadi ditutup pada 22,275 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 32 dolar AS atau 3,21 persen, menjadi ditutup pada 1.028,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas sedikit menguat setelah data ekonomi AS negatif
Baca juga: Harga emas turun di Asia tertekan penguatan dolar AS
Baca juga: Emas jatuh terseret penguatan dolar dan kenaikan "yields" obligasi AS