Jambi (ANTARA) - Kota Jambi mengoptimalkan peningkatan produktivitas pemuda sebagai langkah strategis mencegah konflik horizontal antar elemen pemuda di daerah tersebut.
" Prinsipnya konflik horizontal antar pemuda itu dapat dicegah dengan mengurangi pengangguran," kata Wakil Wali Kota Jambi Maulana ddi Jambi, Jumat.
Upaya lainnya dengan memberikan bantuan permodalan kepada pemuda sehingga dapat melakukan aktivitas positif.
" Kalau pemudanya tidak ada kegiatan, menganggur, tidak ada aktualisasi positif maka memacu pikiran-pikiran negatif yang dapat menimbulkan konflik antara mereka" katanya .
Untuk itu, dia memastikan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jambi mendorong organisasi kepemudaan untuk menciptakan aktivitas positif.
Selain itu, Pemkot Jambi juga memacu kreatifitas dan inovasi pemuda. Di Kota Jambi sendiri, kata dia, Pemkot sudah memfasilitasi hal tersebut dengan berbagai upaya seperti menghadirkan ruang diskusi bagi kelompok pemuda untuk mengembangkan ide dan kreatifitas.
" Kami selalu mengadakan kegiatan temu pemuda, olahraga antar pemuda diskusi dan lokomotifnya KNPI. Saya setiap minggu selalu hadir dalam dialog kebersamaan untuk meningkatkan kreatifitas pemuda tersebut, karena kami datangkan tokoh-tokoh yang dapat memberikan ide dan gagasan kepada para pemuda mengenai peluang-peluang maju bersama," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, pencegahan konflik antara pemuda itu juga dilakukan melalui pembangunan. Pemkot Jambi, kata dia, telah melakukan pembangunan infrastruktur yang memiliki efek berganda di beberapa kawasan ekonomi baru. Pada kawasan tersebut, membuka peluang bagi semua pemuda untuk mengeksplorasi potensi dirinya.
" Contoh di kawasan jalan Soemantri Brojonegoro, kami jadikan pedestrian lihat sekarang anak-anak muda yang disana, mereka bangun usaha, kegiatan positif lainnya disana, mereka sibuk dengan aktualisasi diri positif sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat konflik," terangnya.
Saat ini,Kota Jambi sedang memasuki bonus demografi. Usia produktif mulai dari 15 sampai 60 tahun sudah mencapai 69 persen. Kemudian kelompok milenial yakni kelahiran tahun 1980 ke atas sudah mencapai 52 persen dari jumlah penduduk.
" Itu artinya dengan jumlah milenial segitu maka harus diimbangi dengan produktivitas dan inovasi yang tinggi diimbangi dengan moral sehingga tidak menimbulkan dampak buruk," katanya menambahkan.
Dia menekankan pemuda harus memiliki akhlak dan perilaku yang baik, kreativitas dan pengembangan inovasi yang berkelanjutan.