Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian menemukan wanita yang baru pertama kali hamil di usia lebih tua memiliki risiko jangka panjang lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang menjadi ibu di usia lebih muda.
Namun, seiring bertambahnya usia, wanita yang baru pertama kali menjadi ibu, risiko mengalami kanker payudara semakin meningkat dengan lonjakan risiko sebesar 5 persen setiap lima tahun.
“Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan mulai memiliki anak lebih lambat karena perubahan sosial dan preferensi pribadi. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara,” kata peneliti utama studi Dr. Biancastella Cereser.
Untuk sampai pada temuan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications itu para peneliti menganalisis perubahan sel dan genetik yang terjadi pada sel-sel payudara yang sehat ketika sel-sel tersebut berubah menjadi kanker. Setelah mengurutkan 29 jaringan payudara sehat beku dari donor, tim menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, jaringan payudara sehat itu mengakumulasi mutasi, dengan laju sekitar 15 mutasi setiap tahun.
Meskipun sebagian besar mutasi tidak memengaruhi gen dan tidak menyebabkan kanker, seiring berjalannya waktu, terdapat kemungkinan lebih besar terjadinya mutasi pemicu yang terkait dengan kanker.
Menurut Cereser dan tim hal itu mungkin tidak cukup untuk menyebabkan kanker dengan sendirinya. Namun, kehamilan dapat memberikan kerusakan ganda karena kondisi ini menginduksi perluasan sel-sel payudara secara cepat sebagai persiapan untuk menyusui.
"Berpotensi menyebabkan efek yang tidak terkendali, dan pada akhirnya menciptakan tumor kanker,” kata Cereser.
Dia mengatakan payudara manusia, seperti organ lainnya, mengalami akumulasi mutasi seiring bertambahnya usia, namun, kehamilan juga memiliki efek tambahan. Hal itu, sambung dia, berarti ibu lebih tua yang baru pertama kali melahirkan mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
"Ibu berusia lebih tua mungkin memiliki kesempatan lebih besar mengalami perubahan berbahaya pada sel payudara dibandingkan dengan wanita lain,” ujar Cereser.