Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perusahaan internasional yang tergabung dalam The International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) mendukung program konservasi mangrove sebagai upaya pemerintah dalam mempercepat tercapainya target Indonesia Net Zero Carbon sebelum 2060.
Anggota Dewan IPMG sekaligus Industrial Policy Taskforce Lead Idham Hamzah mengatakan terganggunya keseimbangan dan degradasi alam ini merupakan ancaman terbesar di dunia terhadap kesehatan, meningkatkan risiko yang berarti memunculkan potensi penyakit baru.
"Sebagai perkumpulan perusahaan asing berbasis riset dan pengembangan, IPMG menyadari keberlangsungan hidup dan kesehatan berhubungan erat dengan kondisi planet kita," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Planet yang sehat, lanjutnya, memberikan perlindungan kepada manusia dari paparan patogen baik dari polusi hingga sumber makanan yang dimakan.
Terkait hal itu, IPMG mewujudkan komitmennya dalam mengurangi kecepatan berjalannya degradasi alam dengan melakukan penanaman pohon di sejumlah lokasi.
Salah satunya keikutsertaan dalam program kemitraan yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melalui kegiatan penanaman pohon mangrove di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, pada Selasa (31/10).
Melalui kegiatan ini IPMG bersama beberapa anggotanya, ikut berkontribusi pada program ini dan memulai penanaman mangrove secara simbolis dari total 3.450 pohon mangrove yang akan ditanam secara berkala hingga tahun 2025.
Idham menambahkan konservasi mangrove terbukti mampu memenuhi setidaknya enam target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk mitigasi perubahan iklim.
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem paling efektif menangkap karbon di bumi, kontribusi terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan, dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Selain bermanfaat dalam memberikan perlindungan abrasi dan risiko bencana alam, pengendalian pencemaran air dan polusi udara, serta pengurangan emisi gas rumah kaca, tambahnya, penanaman mangrove juga mengupayakan potensi bahan baku alam dari keanekaragaman hayati di hutan mangrove, menjaga keseimbangan ekosistem dan kesehatan, dan potensi dampak ekonomi bagi komunitas.
”Kami mengapresiasi inisiasi BPOM dalam upaya merestorasi alam dan mendorong keterlibatan industri untuk memperlambat proses degradasi alam dan memperbaikinya.
Kami meyakini kerja sama lintas sektor ini pun bermanfaat bagi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam merawat dan menjaga kesuksesan tumbuhnya pohon mangrove,” ujar Idham.