Kota Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi Al Haris menegaskan pentingnya kembali memperkuat penanganan Tuberculosis (TBC) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang kini masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat di Provinsi Jambi.
"Dua penyakit ini kadang-kadang kita lupa mengelolanya karena sibuk dengan urusan lain, padahal ini terus menjadi bahaya bagi kita semua," katanya pada pertemuan Monev Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM), membahas intervensi TBC–HIV bersama pemangku kepentingan di Jambi, Kamis.
Al Haris menyoroti fenomena meningkatnya potensi penyebaran penyakit di masyarakat, mulai dari kasus-kasus yang mengarah pada HIV, tingginya angka perokok, hingga kondisi lingkungan yang masih kurang sehat. Faktor-faktor tersebut turut mempercepat penyebaran virus TBC.
"Maka kita harus kembali konsen. Kita gerakkan lagi semua potensi yang ada, teman-teman pegiat yang tergabung di Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI), dan semua yang terlibat. Kita ingin semangat itu hidup lagi. Apa pun bentuknya, penyakit menular seperti TBC dan HIV adalah ancaman bagi kita semua," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Ike Silviana, menyampaikan bahwa pertemuan ini penting untuk mengevaluasi pelaksanaan program TBC dan efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di lapangan.
"Kami ingin melihat sejauh mana pelaksanaan PPM berjalan, kendala apa yang dihadapi, serta melakukan evaluasi terhadap kabupaten/kota yang masih under-performance. Namun ada juga yang luar biasa, seperti Kota Sungai Penuh yang capaian programnya sudah lebih dari 100 persen," jelas Ike.
Pihaknya berharap pertemuan ini dapat mendorong peningkatan treatment coverage dan kualitas pengobatan bagi pasien TB dan HIV di Provinsi Jambi.
"Kami berharap dukungan semua pihak untuk meningkatkan cakupan layanan pengobatan. Pada akhirnya, apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Jambi," tutup Ike.
