Muarasabak (ANTARA Jambi) - Pemkab Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) akan menyalurkan program beras lokal untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kabupaten Tanjabtim itu mulai pertengahan Juli 2016.
"Program beras lokal kepada PNS itu sebagai salah satu bentuk meningkatkan pendapatan petani di Tanjabtim," kata Asisten II Setda Tanjabtim, Ibnu Hayat di Muarasabak, baru-baru ini.
Selain meningkatkan pendapatan para petani, dengan adanya program beras lokal untuk pegawai maka secara otomatis akan mengatasi keluhan para petani selama ini, mengenai harga jual gabah yang rendah setiap kali masa panen.
Direncanakan pada bulan Juli mendatang beras lokal untuk pegawai di Tanjabtim akan diluncurkan.
Untuk tahap awal, beras lokal tersebut akan didistribusikan untuk pegawai lingkup Pemkab Tanjabtim. Dimana, untuk pembagiannya pegawai non eselon per orang akan mendapatkan jatah 5 Kg, eselon 4 10 Kg, eselon 3 15 KG dan eselon 2 yakni 20 Kg.
"Dari hasil kalkulasi dari Dinas Pertanian, beras lokal yang terserap nantinya mencapai 298 ton per tahun. Dan ini akan kita distribusikan lagi ke 4.473 PNS yang bertugas di Tanjabtim,’’ jelas Hayat.
Sementara itu, seorang PNS Tanjabtim Rizon menjelaskan ia menyambut baik program beras lokal untuk PNS tersebut. Apalagi selama ini Kabupaten Tanjabtim dikenal sebagai daerah lumbung padi.
Semenjak otonomi daerah masyarakat sudah banyak yang berhenti menanam padi, karena tidak seimbangnya harga gabah di pasaran. ‘’Dulu Tanjabtim daerah lumbung padi, sekarang kita lihat sudah banyak petani yang berhenti bertanam padi karena rendahnya harga jual gabah,’’ ujar Rizon.
Dengan adanya program beras lokal ini, lanjut Rizon, jelas semangat petani untuk menanam padi akan tumbuh lagi. Karena setiap PNS membeli beras petani sama dengan harga pasaran.
"Dan tidak menutup kemungkinan, Tanjabtim kembali menjadi daerah lumbung padi dan petani kembali bersemangat bertanam padi, karena harga jualnya seimbang.
"Dengan begitu, penghasilan petani juga bisa meningkat dengan sendirinya. Saya yakin alih fungsi lahan akan sendirinya akan hilang, karena harga jual gabah petani menjadi seimbang," pungkasnya.