Jambi, Antarajambi.com - Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan komplek situs percandian Muarojambi, Provinsi Jambi menjadi potensi wisata religi dan sejarah yang harus dikembangkan sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan.
"Situs Percandian Muarojambi yang kuat di sini adalah sebagai destinasi wisata religi atau spiritual umat Buddha," kata Esthy Reko Astuti saat menghadiri Festival Candi Muarajambi 2017 yang digelar di Komplek Situs Percandian Muarojambi, Kamis.
Festival Candi Muarojambi yang dikolaborasikan dengan perayaan Waisak 2561BE/2017 itu dapat menjadi potensi dan strategi yang kuat dalam mendatangkan kunjungan wisatawan.
"Di Festival Candi Muarojambi kali ini juga ada wisata budaya, religi dan juga situs bersejarah. Maka jika itu dikemas dengan baik akan lebih banyak mendatangkan wisatawan," katanya.
Ia mengatakan Festival Candi Muarojambi tersebut, telah rutin dilakukan setiap tahunnya sehingga semakin ke depan keberlangsungan ajang wisata dapat terus berkembang dengan beragam inovasi dan kreatifitas.
Pada Festival Candi Muarojambi yang dibuka setelah umat Buddha melaksanakan serangkaian detik-detik perayaan waisak itu dapat menjadi ikon pariwisata yang digelar setiap tahun.
"Seperti ini bisa menjadi ikon ajang pariwisata di Provinsi Jambi dan kami mendukung terkait dengan upaya pemasaran yang terkait ajang pariwisata seperti ini," kata Esthy menjelaskan.
Festival Candi Muarojambi digelar pada 11-14 Mei 2017 dilakukan bersamaan dengan perayaan Waisak 2561 BE/2017. Sebelum pembukaan festival itu ada ribuan umat Buddha yang terlebih dahulu melakukan prosesi waisak di pelataran Candi Gumpung yang merupakan bangunan candi utama di kawasan itu.
Dalam Festival itu juga ada sejumlah rentetan kegiatan seperti pameran bazar UKM, penampilan kesenian kabupaten dan kota, senam sehat, festival band, qasidah, seloko adat, kuliner tradisional, tari kreasi, kompangan, bujang gadis Muarojambi, dan pesta kanal kuno.
Kompleks Percandian Muarojambi yang merupakan terluas di Indonesia itu pada beberapa abad silam adalah sebagai kampus atau pusat pendidikan ajaran Buddha.
Kawasan percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada delapan bangunan candi yang telah dilakukan ekskapasi atau pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.