Bogor, Antarajambi.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung berharap
pembentukan undang-undang harus memiliki sistem building konstitusi yang
lebih baik untuk kepentingan jangka panjang, termasuk pembentukan UU
Pemilu, agar tidak setiap Pemilu berganti undang-undang.
"Karena kita juga sudah harus waktunya untuk membangun sebuah sistem
building konstitusi yang lebih baik untuk keperluan jangka panjang,
sehingga tidak setiap waktu, setiap saat mau pemilu kemudian harus
mengubah UU itu," katanya usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima
kunjungan Menteri Ekonomi Pendidikan dan Riset Swiss Johann N
Schneider-Ammann dan delegasi di Istana Bogor, Jumat.
Menurut Pramono, pembentukan undang-undang saat ini masih berdasar
kepentingan jangan pendek. "Sehingga kita perlu memikirkan untuk
kepentingan jangka panjang," ujarnya menegaskan.
Ia mengusulkan pembuatan undang-undang pelaksanaan pemilu bisa oleh
badan tertentu atau oleh Mahkamah Kontitusi. "Sehingga tidak selalu
setiap tahun atau setiap waktu saat akan pemilu energi kita habis untuk
hal seperti itu," kata Pramono.
Seskab menambahkan,"Ini menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan DPR. Kalau kita lihat, memang ada beberapa yang mengalami
kemunduran dari waktu yang ditargetkan. Tapi kalau dilihat secara
keseluruhan, sebenarnya waktunya masih sangat cukup,".
Pramono mencontohkan RUU Pemilu sudah dibahas dalam pembahasan mini
panja dan akan dilaporkan di paripurna pada 20 Juli 2017.
"Dan dalam hal ini, Presiden memantau semua perkembangan yang ada," katanya.
Seskab: Jangan setiap ada pemilu ganti UU
Sabtu, 15 Juli 2017 7:49 WIB