Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Prof Amin Soebandrio mengatakan konsentrasi virus menjadi lebih tinggi di ruangan tertutup sehingga seseorang yang mengisolasi diri di ruang yang terlalu tertutup justru memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Amin mengatakan yang paling penting saat seseorang ingin melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 adalah mencegah kontak fisik dengan orang lain.
Baca juga: Lembaga Eijkman: Kemungkinan penyebaran corona sebagai aerosol di RS
Baca juga: Untuk penguatan laboratorium, LBM Eijkman dapat sumbangan Rp10 miliar
Selain itu, sirkulasi udara di dalam rumah juga harus tetap terjaga untuk mencegah konsentrasi virus menjadi terlalu tinggi karena rumah menjadi ruangan yang terlalu tertutup.
"Meskipun mengisolasi diri di rumah, tetapi tetap melakukan kontak dengan istri dan anak yang tetap keluar rumah, ya sama saja," tuturnya.
Idealnya, orang yang diisolasi sebisa mungkin tinggal di kamar yang tersendiri dan tidak melakukan kontak langsung dengan anggota keluarga lainnya agar virus tidak mengena ke orang lain.
Baca juga: Lembaga Eijkman bantu 1.000 VTM untuk penanganan COVID-19 di Jateng
Baca juga: Eijkman mampu periksa hingga 160 spesimen suspect COVID-19
Sementara itu, orang-orang yang memang terpaksa harus keluar rumah disarankan memakai masker. Amin mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyarankan penggunaan masker kain tiga lapis untuk mencegah penularan COVID-19.
"Namun, penggunaan masker tidak menegasikan pembatasan kontak. Jarak antara orang satu dengan orang lain tetap harus dijaga," katanya.
Baca juga: Jubir: 164 sembuh dan 2.273 kasus positif COVID-19 di Indonesia
Baca juga: Kemendes PDTT: Seluruh desa wajib bentuk relawan lawan COVID-19