Makassar (ANTARA) - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) segera mengerahkan mahasiswa dari tingkatan strata 1 hingga strata 3 (S1-S3) untuk ikut melakukan pelacakan kontak terkait COVID-19 di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.
Dekan FKM Unhas, Dr Aminuddin Syam yang dikonfirmasi di Makassar, Sabtu, menyampaikan, pihaknya akan melibatkan mahasiswa dari tingkat S1 hingga S3 sebagai institusi yang telah diberi mandat oleh Gubernur Sulsel untuk terlibat menanggulangi penyebaran COVID-19 di seluruh kabupaten/kota.
Rencana strategi tersebut sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau COVID-19 dengan kolaborasi Pemerintah Provinsi Sulsel bersama FKM Unhas.
"Kita ada mahasiswa S1, S2 dan S3, yang mau terlibat kita libatkan untuk melakukan pelacakan pada 24 kabupaten/kota di Sulsel. Bersinergi antara FKM bersama Dinas Kesehatan," kata dia.
Ia mengemukakan peran mahasiswa ini akan berbeda dengan relawan pada umumnya yang identik pada aspek kemanusiaan. Sebab mahasiswa ini akan dipersiapkan secara khusus dengan pelatihan khusus untuk melakukan pelacakan dengan tim ahli.
"Kita ada 24 kabupaten/kota, episentrum ada di Makassar jadi fokusnya di Makassar. Ada juga Persakmi (Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia), kita akan minta yang ahli untuk ikut membantu," ujarnya.
Terkait dengan jangka waktu yang digunakan pada pelacakan kontak kasus corona mulai dari PDP, ODP maupun positif COVID-19, Aminuddin Syam menyampaikan akan tergantung dari jumlah kasus yang ada, sebab ada pola khusus yang digunakan sebelum menentukan perkiraan dan prediksi untuk mengeksplore lebih jauh.
Sehingga, langkah awal yang dilakukan pihak FKM Unhas setelah kedatangan Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah yang meminta bantuan penanganan COVID-19 secara komprehensif, yakni mengumpulkan seluruh data pasien hingga peserta Duta Wisata COVID-19 terlebih dahulu.
"Hari ini, saya sedang berada di posko Duta COVID-19, kumpulkan data dan akan melihat dimana celanya karena besok akan dipaparkan di depan pihak Kementerian Kesehatan oleh Ahli Epideomologi FKM Unhas, Prof Ridwan," ungkapnya.
"Ini amanat, persoalan jiwa seseorang dan saya harus turun langsung dengan pasukan saya dan kita sudah bekerja. Kita akan memilah dan memilih intervensi apa yang akan kita lakukan," sambung dia.
Aminuddin menyebutkan ada tiga tahapan yang dilakukan pada penanganan COVID-19 secara komprehensif, yaitu proses pencegahan, proses penelusuran dan proses pemulihan.
Ia menjelaskan penanganan ini dibagi pada dua bagian yakni penanganan di bagian hulu (proses pencegahan dan penelusuran/pelacakan) serta bagian hilir (proses pemulihan oleh dokter dan perawat).
Mahasiswa FKM Unhas akan berperan bukan hanya pada pelacakan kontak, tetapi juga akan melakukan proses pencegahan lainnya seperti sosialisasi serta edukasi. Pada edukasi ini menyasar dua segmen yakni kepada orang sehat yang belum terpapar dan orang yang telah terpapar corona.
"Mereka akan diberi pemahaman untuk tidak melakukan beberapa hal agar tidak tertular, seperti menggunakan masker, jaga jarak dan jaga kebersihan. Sementara yang sudah terlanjur sakit, itu wilayah rumah sakit oleh dokter dan perawat bagaimana mengobati dan memulihkan pasien," ujarnya.
Aminuddin mengemukakan khusus pasien yang sakit dan menjalani pemulihan di rumah sakit maupun OTG, PDP dan ODP lewat Wisata COVID-19, beberapa langkah kuratif ditambahkan. Salah satunya memperhatikan gizi pasien dari makanannya.
Mahasiswa kesehatan masyarakat dikerahkan lakukan pelacakan kontak pasien COVID-19
Minggu, 7 Juni 2020 9:57 WIB