Jakarta (ANTARA) - Meskipun tidak mungkin untuk mengunjungi dokter gigi di tengah pandemi COVID-19, perawatan gigi dan mulut harus tetap dilakukan dan penting karena bisa memengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan.
"Perawatan gigi dan mulut akan memengaruhi rasa percaya diri dan juga kondisi kesehatan seseorang secara keseluruhan," tegas Prof. Dr. drg. Chiquita Prahasanti, Sp.Perio (K), Guru Besar Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Dokter yang juga ketua Kolegium Periodonsia Indonesia itu menganjurkan beberapa perawatan yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah lantaran hambatan untuk pergi ke dokter gigi di tengah pandemi.
"Seperti, membatasi konsumsi gula tambahan kurang dari enam sendok teh per hari, mengurangi konsumsi makanan asam, dan melakukan rutinitas perawatan diri sehari-hari misalnya penggunaan produk khusus saat menyikat gigi untuk merawat gigi sensitif," katanya menanggapi hasil survei mengenai perawatan gigi, dikutip Selasa.
Meskipun memungkinkan melakukan perawatan mandiri, menurut Chiquita, peran ahli juga mutlak diperlukan sebab dokter gigi berperan dalam rutinitas perawatan mulut yang baik dan menyeluruh.
"Sekali pun di tengah pandemi, pentingnya mengunjungi dokter gigi secara teratur tidak boleh diabaikan. Masyarakat dapat menggunakan pelayanan dokter gigi jarak jauh atau tele-dentistry untuk mendapatkan perawatan dari para ahli," kata Chiquita menambahkan.
Berdasarkan survei terbaru GSK Consumer Healthcare bekerja sama dengan perusahaan riset IPSOS, konsumen Indonesia menyadari akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta dampaknya bagi kesehatan mental serta tubuh. Namun, hal tersebut tidak diiringi dengan upaya yang cukup dalam menjaga dan memperbaiki kesehatan gigi dan mulut.
Sembilan dari 10 konsumen Indonesia atau setara dengan 89 persen percaya bahwa kesehatan gigi dan mulut yang baik bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan memiliki dampak positif bagi kesehatan mental dan kebahagiaan seseorang (81 persen).
Konsumen di Indonesia yang saat ini setidaknya memiliki satu masalah kesehatan gigi dan mulut, ternyata tidak cukup menjaga atau memperbaiki kesehatan mulut mereka. Hasil survei menunjukkan hanya 6 persen dari mereka yang secara rutin memeriksa atau membersihkan gigi guna secara aktif menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
Ketika ditanyakan kemungkinan akan mengunjungi dokter gigi di waktu mendatang, sebanyak 70 persen konsumen Indonesia mengaku khawatir dan tidak yakin risiko penularan virus corona sudah bisa diminimalisir.
Dari seluruh responden yang mengaku khawatir atau cukup khawatir mengunjungi dokter gigi, 46 persen merasa takut akan banyaknya orang yang berkunjung sehingga sulit untuk tetap menjaga jarak dengan pengunjung lain.
Meskipun terdapat kekhawatiran akan ketidakpastian rentannya penyebaran COVID-19 di klinik gigi, konsumen tidak serta merta mencari alternatif untuk merawat kesehatan gigi dan mulut mereka.
Fakta ini didukung dengan hanya 40 persen yang menggosok gigi lebih sering dibandingkan sebelum pandemi. Meskipun terdapat peningkatan konsumsi makanan dan minuman yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan gigi dan mulut, 59 persen konsumen Indonesia justru menyatakan tidak ada perbedaan frekuensi menggosok gigi baik sebelum maupun selama pandemi.
Namun demikian, survei menunjukkan sebanyak 32 persen konsumen mengaku lebih banyak mengkonsumsi obat kumur apabila dibandingkan dengan masa-masa sebelum pandemi.
Keith Choy, Region Head Asia Pacific, GSK Consumer Healthcare, mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah cara kita beraktivitas sehari-hari dan merawat diri. "Kami senang melihat semakin banyak masyarakat yang sudah sadar tentang dampak berkepanjangan dari tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun, masih banyak yang harus kita lakukan. Perawatan gigi dan mulut dan yang baik dan teratur sangat penting untuk kesehatan dalam jangka panjang.”