Jambi (ANTARA) - Provinsi Jambi tersohor dengan kuliner khasnya yang berbahan dasar durian seperti kudapan dodol durian, kentang dan lainnya. Namun di tangan seorang ibu rumah tangga asal Desa Tanjung Makmur, Kecamatan Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, umbut sawit diolah menjadi dodol yang lezat.
Umbut kelapa sawit merupakan bagian ujung titik tumbuh batang kelapa sawit bertekstur lunak yang akan tumbuh menjadi pelepah dan daun kelapa sawit.
Nurhidayah (45) warga Desa Tanjung Makmur SP3, Merlung, Jambi yang berhasil merintis usaha dodol umbut sawit yang dimulainya sejak 2017 hingga kini dan kudapan dodol buatannya tidak kalah saing dengan kue basah seperti padamaran, bolu kojo, kue gandus, kue putri kandis yang jadi khas daerah Jambi.
Dodol umbut sawit yang berwarna coklat tua, berkilat dan pekat bertekstur plastis ini menawarkan sensasi berbeda jika dibandingkan dodol lain. Ciri khasnya terletak pada rasa yang manis, gurih dan legit.
Pembuatan dodol juga terbilang tidak sembarang karena setidaknya dibutuhkan waktu delapan hingga sepuluh jam untuk membuatnya dengan kondisi api yang dijaga stabil karena ini berpengaruh pada kualitas dodol yang didapat atau dihasilkan berkualitas baik, namun jika api terlalu besar dodol nanti akan gosong begitu juga dengan rasanya.
Dodol merupakan kudapan khas nusantara yang umumnya dibuat dari tepung ketan sebagai bahan utamanya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki dodol khas tersendiri, seperti dodol durian, dodol kentang, dodol ketan hitam, dan yang paling populer adalah dodol khas Garut, tetapi pernah tidak mendengar nama dodol umbut sawit?
Meskipun terdengar aneh bagi kaum awam tetapi ini menjadi camilan terbaru bagi masyarakat Jambi.
Dodol adalah kue khas Provinsi Jambi, biasanya dodol khas Jambi banyak ditemukan berbahan dasar durian di Merangin dan Sarolangun dan dodol kentang di Kerinci namun di tangan Nurhidayah dodol ini dibuat dari bahan dasar umbut kelapa sawit yang kemudian diolah menjadi lebih lezat.
Awal cerita Nurhidayah pada akhir 2017 pertama kalinya diundang Disperindag Jambi untuk mengikuti pelatihan.
,ana saya bertemu salah satu anggota DPR yang memotivasi untuk membuat makanan yang unik dan atas motivasi tersebut Nurhidayah mencari ide dari lingkungan sekitarnya, dari sanalah terlintas ide untuk membuat dodol dari umbut sawit yang sudah ditebang.
Dari situlah dodol umbut sawit buatannya dilabeli merek dodol umbut sawit "Aldi Snack", sehingga mulai dikenal.
"Saya sudah pernah mengirim dodol umbut sawit ini ke beberapa daerah seperti Batam, Pulau Jawa dan terutama di Jambi," ungkapnya.
Ibu itu juga menjelaskan bahwa keunikan dari dodolnya adalah menggunakan 90 persen bahan dasar dari umbut sawit dan dodol umbut sawit ini tidak menggunakan bahan pengawet, jadi dodol umbut sawit hanya bisa bertahan selama tiga minggu.
Dia mengatakan bahwa dodol umbut sawit ini tidak hanya rasa original, tetapi juga memiliki varian rasa seperti wijen dan jahe merah, namun varian rasa jahe merah memiliki perbedaan dari rasa wijen dan original, yakni bisa bertahan lebih dari tiga minggu karena jahe merah merupakan salah satu bahan pengawet alami.
Saat ini produk dodol umbut sawit "Aldi Snack" sudah bersertifikat halal, sudah uji laboratorium dan sedang proses BPOM dan untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intektual HAKI dari Kementerian Hukum dan HAM.
Keunggulan dodol dari bahan umbut sawit yaitu tanpa menggunakan bahan pengawet, maka dari sangat disukai di mana awalnya Nurhidayah menjual satu kotak dengan harga Rp10.000 namun karena meningkatkan kemasan, maka saat ini satu kotanya naik menjadi seharga Rp20.000.
Untuk mendapatkan atau memesan dodol umbut sawit "Aldi Snack" bisa melalui Instagram, Facebook, dan WhatsApp. Dengan pembayaran menggunakan sistem PO (Pre-order) yaitu dengan meminta bayaran dahulu baru disiapkan dodol umbut sawit.
Untuk cara pembuatan dimulai dari merendam umbut sawit yang telah diambil dan dibersihkan selama semalam, dengan tujuan menghilangkan racun dan kemudian baru diolah menjadi dodol umbut sawit.
Selain menjual dodol umbut sawit Nurhidayah juga menjual dodol buah naga, dodol wortel, dodol labu, dodol ubi ungu, stik cabe, keripik pare, keripik jamur sawit, stik buah naga dan ikan bandeng.
Sampai saat ini Nurhidayah masih belum tersentuh oleh bapak angkat atau pemodal untuk bisa lebih berkembang lagi kedepannya dan dia berharap akan bisa terus berjalan usaha rumahannya tersebut.
Kini ibu Nurhidayah terus membuat terobosan baru atas produksinya dodol umbut sawit untuk bisa lebih terkenal dan pemasarannya bisa lebih berkembang lagi dan dodol nya juga dapat menjadi proyek andalan sebagai oleh-oleh khas dari Jambi karena Provinsi Jambi juga memiliki lahan perkebunan sawit yang cukup luas di Sumatera dan bahkan di Indonesia.