Houston (ANTARA) - Harga minyak sedikit menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tetapi membukukan kenaikan mingguan ketiga karena pasar mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut yang ditargetkan oleh OPEC+ dan penurunan persediaan minyak AS terhadap kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei ditutup 9 sen atau 0,1 persen lebih tinggi, menjadi ditutup pada 80,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terdongkrak 13 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 85,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Tidak akan ada perdagangan pada hari libur Jumat Agung.
Kedua harga acuan melonjak lebih dari 6,0 persen minggu ini setelah OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, mengejutkan pasar pada Minggu (2/4/2023) dengan janji pengurangan produksi.
Para hedge fund telah membeli minyak mentah sepanjang pekan, bergerak dari luar pasar kembali ke mode "berisiko", kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Harga mendapat dukungan dari penurunan yang lebih curam dari perkiraan dan penarikan mingguan kedua berturut-turut dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu. Persediaan bensin dan sulingan juga menurun, mengisyaratkan meningkatnya permintaan.
Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini juga memangkas jumlah rig minyak untuk minggu kedua berturut-turut. Jumlah rig, indikator awal produksi masa depan, turun dua menjadi 590 minggu ini, data Baker Hughes menunjukkan.
Namun, membatasi kenaikan data pasar tenaga kerja AS mengisyaratkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan ada juga pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di sektor jasa-jasa AS.
"Peniadaan permintaan sebagai fungsi dari ancaman resesi lebih besar daripada pemotongan oleh OPEC+," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Securities.
Para pembeli put options yang melindungi risiko penurunan lebih aktif daripada pembeli call options, yang bertaruh pada kenaikan harga, menyiratkan pedagang khawatir harga bisa turun, Yawger menambahkan.
"Momentum bullish pasar minyak mungkin telah berhenti, tetapi potensi kenaikan tetap ada mengingat latar belakang pengetatan pasokan," kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.