Di Indonesia, jumlah penduduk usia anak hampir mencapai sepertiga dari total penduduk Indonesia, yaitu sebanyak 28,8 persen atau 79,8 juta anak.
Dari seluruh penduduk anak tersebut, hanya 84,7 persen yang masih memiliki orang tua. Sementara sedikitnya 4,7 juta anak sudah tidak lagi hidup dengan kedua orang tuanya.
Di tengah masyarakat, kita juga melihat banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
Ada anak-anak yang terpaksa harus bersekolah dalam kondisi yang memprihatinkan, bahkan tidak jarang yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, juga terdapat anak-anak yang berhenti dari sekolah karena berbagai alasan.
Masih ada banyak masalah lain yang menghantui anak, di antaranya kekerasan terhadap anak, perkawinan anak, anak berhadapan dengan hukum, penyalahgunaan teknologi digital, khususnya dalam bentuk gim dan judi online, serta masalah-masalah lainnya.
Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua dalam upaya mencetak SDM yang berkualitas untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Hari Anak Nasional
Upaya untuk mengampanyekan pemenuhan hak anak terus dilakukan oleh pemerintah, salah satunya melalui perayaan Hari Anak Nasional (HAN).
Hari Anak Nasional dirayakan sebagai momentum penting untuk mengampanyekan pemenuhan hak anak atas hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984, sehingga peringatan Hari Anak Nasional pada tahun ini merupakan peringatan ke-40 Hari Anak Nasional.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menetapkan bahwa peringatan Hari Anak Nasional 2024 merupakan bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Tema pelaksanaan HAN ke-40 Tahun 2024 adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" dengan enam subtema yang disesuaikan dengan isu-isu anak terkini dan relevan, yaitu Anak Cerdas Berinternet Sehat; Suara Anak Membangun Bangsa; Pancasila di Hati Anak Indonesia; Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor; Pengasuhan Layak untuk Anak: Digital Parenting; serta Anak Merdeka dari Kekerasan, Perkawinan Anak, Pekerja Anak, dan Stunting.
Salah satu subtema HAN ke-40 Tahun 2024 adalah Anak Cerdas Berinternet Sehat. Melalui subtema ini diharapkan anak Indonesia paham dan mampu memilah mana yang baik dan tidak baik, yang boleh dicontoh atau tidak, serta mencegah dampak-dampak buruk lainnya yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan digital dan penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Sejatinya, perkembangan teknologi tidak selalu berdampak positif terhadap kehidupan, bahkan terdapat dampak-dampak negatif pada anak, seperti adiksi gadget, lupa waktu, hingga terlibat dalam judi online.
Tentang judi online, contohnya, Satgas Pencegahan dan Penanganan Judi Online telah menegaskan bahwa terdapat pemain judi online usia di bawah 10 tahun yang mencapai 2 persen atau 80 ribu anak dari total keseluruhan pemain yang mencapai lebih kurang 4.000.000 orang.
Tidak hanya itu, dampak negatif teknologi lainnya adalah adanya pornografi. Upaya untuk melindungi anak di dunia maya dilakukan oleh pemerintah dengan menyiapkan Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres) tentang Peta Jalan Perlindungan Anak dalam Ranah Daring.
Forum Anak Nasional (FAN) Banten menyoroti pentingnya literasi digital bagi anak. Saat ini banyak sekolah yang menggunakan teknologi digital untuk media pembelajaran. Metode ini marak digunakan saat masa pandemi COVID-19 dan tetap dipertahankan pascapandemi.
Hanya saja, selain sebagai media pembelajaran, penggunaan internet oleh anak-anak tersebut juga dapat memberikan dampak negatif, seperti grooming, sexting, dan judi online.
Suara anak
Selain menyoroti isu penggunaan internet yang sehat pada anak, subtema lain yang juga diusung dalam HAN 2024 adalah Suara Anak Membangun Bangsa.
Subtema ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada anak menyampaikan pandangan dan pendapatnya guna memastikan pemenuhan hak dan perlindungannya dapat dilaksanakan sesuai dengan kepentingan terbaik bagi anak.
Rangkaian peringatan HAN tahun ini sudah dimulai sejak Juni 2024 dengan dilaksanakannya berbagai seminar daring dan lokakarya yang melibatkan anak-anak dari berbagai daerah. Selain itu terdapat juga kegiatan pengumpulan Suara Anak dari seluruh Indonesia.
Suara Anak ini akan disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo di acara puncak di Jayapura, Papua.
Proses penyusunan Suara Anak ini dilakukan melalui tahapan yang sangat panjang, berawal dari tingkat desa dan kelurahan, lalu ke kecamatan, kemudian kabupaten/kota, provinsi, hingga ke nasional.
Pengumpulan Suara Anak dari seluruh Indonesia ini dibutuhkan karena isu-isu tentang anak di suatu daerah berbeda dengan daerah lain.
Di tingkat nasional, yakni dalam kegiatan Festival Ekspresi Anak di Ancol, Jakarta, digelar lokakarya penyusunan Suara Anak yang menyeleksi suara-suara yang menjadi prioritas untuk disampaikan di acara puncak Hari Anak Nasional.
Melalui penyampaian Suara Anak kepada Presiden RI dan Ibu Negara, diharapkan suara-suara ini menjadi catatan bagi semua pihak dan dapat diwujudkan dalam bentuk komitmen bersama selama setahun ke depan.
Aktivis Forum Anak berharap Suara Anak yang telah dirancang dari tingkat bawah bisa ditindaklanjuti dan diberitahukan pada anak.
Hal itu agar suara yang disampaikan anak itu tidak hanya penyampaian secara formalitas, tapi juga kami didengarkan dan ditindaklanjuti. Karena Suara Anak Indonesia ini adalah bentuk representatif dari aspirasi kebutuhan atau keinginan dari anak Indonesia yang sudah diwadahi oleh FAN.
Puncak peringatan Hari Anak Nasional 2024 digelar di Jayapura, Papua, pada Selasa (23/7).
Papua dipilih sebagai lokasi pelaksanaan puncak peringatan HAN 2024 agar kemeriahan peringatan HAN turut dapat dirasakan oleh anak-anak di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Untuk Papua menjadi perhatian khusus yang harus diberikan oleh negara kepada anak-anak yang terluar. Pemilihan Papua itu merupakan arahan dari Presiden dan Ibu Negara.
Selain acara puncak yang dilaksanakan di Papua, rangkaian peringatan HAN 2024 juga dilaksanakan oleh berbagai kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan lembaga masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak.
Peringatan Hari Anak Nasional 2024 hendaknya menjadi momentum bagi semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga dan anak itu sendiri untuk sama-sama berbenah dalam rangka mewujudkan Indonesia Layak Anak 2030 dan Indonesia Emas 2045.
Selamat merayakan Hari Anak Nasional, anak-anak Indonesia tercinta.