Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Sesbalitbang
Kemhan) Marsma TNI S Arief Hardoyo mendukung konsep kerja sama "offset" dibandingkan transfer of technology (ToT) dalam sebuah kolaborasi industri militer karena lebih menguntungkan negara.
Menurut dia, cukup sulit bagi produsen alutsista memberikan fasilitas ToT kepada pihak yang ingin membeli produknya.
"Pengalaman saja kita beli F-16 diberikan offset saja sudah bagus, bisa dikerjakan di Indonesia.
Begitu minta ToT, tidak masuk akal, yang benar kita kuasai dan curi ilmu dari mereka," kata saat menggelar diskusi di gelaran Indo Defence seperti dikutip siaran pers resmi Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dan Indo Defense Magazine (IDM) yang diterima Antara, Jumat.
Menurut Arief, konsep ToT justru akan membahayakan produsen alutsista lantaran rahasia kecanggihan teknologi yang diperjualbelikan akan mudah tersebar.
Kondisi tersebut dapat mengancam keberlangsungan industri pertahanan itu sendiri.
Sedangkan untuk konsep offset, produsen memberlakukan konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di negara mitra.
Hal tersebut yang dilakukan produsen pesawat terbang Boeing dan Indonesia saat membeli 24 pesawat tempur F15EX pada Agustus 2023 lalu.
Dalam konsep offset, Boeing menyediakan konsep kerja sama pengembangan kapabilitas industri pertahanan Indonesia, terkhusus di bidang teknologi dan pendidikan.
Melalui kerja sama ini, Boeing berusaha mengembangkan kualitas SDM dengan meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan yang berkaitan dengan teknologi dan ilmu sains.
"Melalui kerja sama dengan sekolah dan universitas, Boeing membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang mampu mencetak talenta-talenta baru di bidang teknologi tinggi," kata Director for India, Asia, and Pacific, Boeing Defense, Space & Security, Randy Rotte dalam siaran pers yang sama.
Dengan metode seperti ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan teknologi mentah saja melainkan pijakan yang kuat berupa SDM yang berkualitas untuk menciptakan teknologi pertahanan lebih maju di masa depan.