Jambi, 19/10 (ANTARA) - Tanaman budidaya jernang di Kabupaten Sarolangun, Jambi, memiliki potensi ekspor yang tinggi karena luas tanaman jernang di daerah ini sudah mencapai 200 hektare ditunjang faktor iklim yang cocok.
Untuk itu, para petani tanaman jernang di Kabupaten Sarolangun akan diberikan pembinaan guna meningkatkan potensi jernang di daerah itu, kata Kepala Dinas Perekbunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun Joko Susilo.
Jernang merupakan tanaman menyerupai rotan yang diambil getahnya dengan cara memotong bagian atasnya. Harga getah jernang juga cukup tinggi, antara Rp800.000 hingga Rp1,2 juta per kilogram. Getah jernang dimanfaatkan untuk kosmetika dan obat luka.
Berdasarkan data yang dirangkum, hingga saat ini terdapat demplot percontohan tanaman jernang seluas 12 hektare di Desa Lamban Sigatal, Kecamatan Pauh. Demplot itu akan ditambah di sejumlah desa yang diketahui memiliki potensi jernang.
"Secara umum tanaman jernang memiliki fungsi yang sangat bagus untuk menjaga kelestarian hutan, karena jernang bisa menyimpan air dengan kapasitas yang bagus," kata Joko.
Tanaman jernang juga memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi karena harga jualnya berkisar antara Rp800 ribu hingga Rp1,2 juta perkilogram.
Untuk itu, Disbunhut telah membudidayakan sekitar 50 hektare tanaman jernang agar mampu meningkatkan perekonomian para petani sekaligus bisa menjaga kelestarian hutan.
Sarolangun sudah dikenal sebagai daerah penghasil dan pembudidaya tanaman jernang yang cukup besar, karena itu Joko optimistis, daerah ini mampu menjadi salah satu penghasil getah jernang di Indonesia.(Ant)