Jakarta (ANTARA Jambi) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) akan menyediakan program televisi khusus untuk anak-anak
korban kabut asap, agar mereka betah berada di dalam rumah.
"Bermain-main di luar rumah akan bahaya bagi kesehatan. Karena itu
kami menyiapkan program-program khusus yang mendidik di televisi
sehingga aman ditonton selama berjam-jam," ujar Anies dalam sebuah
konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan, Jakarta, Kamis.
Untuk memfasilitasi ini, pemerintah akan bekerja sama dengan
stasiun-stasiun televisi swasta dan tentunya akan disiarkan melalui
lembaga penyiaran publik pemerintah Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Demi mendukung kebijakan Kemdikbud tersebut, Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara, dalam kesempatan yang sama, meminta dukungan
dari semua pihak.
"Kami harapkan media bisa membantu. Kemenkominfo juga telah bekerja
sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)," kata Rudiantara.
Mendikbud Anies Baswedan memang ingin agar semua sekolah di daerah
yang terpapar kabut asap parah agar meliburkan kegiatan belajar
mengajarnya demi kesehatan.
Para murid pun diminta untuk terus berada di rumah, yang kadar
asapnya lebih baik daripada di luar. Bagi Kemdikbud, kesehatan dan
keselamatan jauh lebih penting daripada pendidikan.
Jika dihadapkan dengan kesehatan dan keselamatan, pendidikan adalah
nomor dua. Ketika kabut asap sudah melebih ambang toleransi, maka semua
kegiatan mengajar harus dihentikan," tutur Anies.
Intensif PSKS dan Santunan Kematian
Sementara untuk korban asap, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
menyatakan pemerintah akan memberikan intensif sebesar Rp900 ribu untuk
jangka waktu tiga bulan bagi para pemegang Program Simpanan Keluarga
Sejahtera (PSKS).
"Sekarang dananya sudah diurus Kementerian Keuangan," kata Khofifah.
Selain itu, Kemsos juga telah memberikan bantuan santunan kematian
(BSK) bagi 11 orang korban asap yang meninggal dunia, di amana tujuh
orang berada di kalimantan Tengah dan empat orang di Sumatera Selatan.
Satu orang tambahan ada di Riau dan proses pemberian BSK-nya sedang diproses.
Terkait keadaan udara di wilayah asap, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, pada Selasa (20/10) mencatat Kalimantan Tengah adalah
daerah dengan ISPU terburuk yaitu mencapai nilai 1.950 (pada 20 Oktober
2015), jauh diatas ambang berbahaya yang hanya 300-500.
Provinsi Jambi pada tanggal yang sama, memiliki nilai ISPU 945.
Sementara Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Riau memiliki ISPU di
atas 400.
KLHK juga mendata ada ratusan ribu kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terjadi akibat kabut asap tersebut.
Penyebab kebakaran hutan, menurut Kementerian LHK 90 persen
disebabkan oleh manusia. Total luas wilayah yang menjadi sumber api di
Sumatera dan Kalimantan 1,697 juta hektare wilayah milik 413 perusahaan.
Dari jumlah tersebut, 227 merupakan perusahaan pemilik hak
pengusahaan hutan/hutan tanaman industri dan 186 perusahaan perkebunan.
Pemerintah pun tidak tinggal diam mengenai hal ini.
Sebanyak 27 perusahaan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) dan 14 diantaranya dijatuhkan sanksi administrasi oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam bentuk paksaan pemerintah
(desakan untuk melengkapi kekurangan sarana dan prasarana), pembekuan
maupun pencabutan izin.
Kemdikbud sediakan program televisi anak korban asap
Jumat, 23 Oktober 2015 7:48 WIB
......kami menyiapkan program-program khusus yang mendidik di televisi sehingga aman ditonton selama berjam-jam......