Mekkah (ANTARA Jambi) - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan 70 tenaga kesehatan
anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak menunaikan ibadah
haji supaya bisa maksimal melayani jamaah.
"Total tenaga yang tidak ikut ibadah 70 orang. Di antara itulah sesuai
dengan spesialisasinya yang akan mendampingi dalam safari wukuf,"
katanya di Kantor PPIH Daerah Kerja Mekkah, Arab Saudi, Jumat.
Sebagian
petugas dari tim kesehatan, menurut dia, akan berjaga di Klinik
Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk merawat jamaah yang sakit dan
harus dibadalkan atau dihajikan oleh orang lain.
Selain itu ada
yang bertugas mendampingi jamaah sakit yang mengikuti safari wukuf. Ada
pula yang mendampingi jamaah selama wukuf di Padang Arafah.
Anung menjelaskan bahwa secara umum ada tiga kategori jamaah, yakni
jamaah sehat yang bisa dikelola oleh dokter kelompok terbang (kloter),
jamaah yang masih bisa dikelola dokter kloter dengan pendampingan
khusus, dan jamaah yang harus melakukan safari wukuf.
Safari
wukuf adalah kegiatan membawa jamaah yang sakit menuju Arafah
menggunakan sarana transportasi dan setelah berhenti sejenak jamaah
yang sakit kembali dibawa ke fasilitas kesehatan.
"Tadi kami mengusulkan melalui teman-teman di sektor kalau bisa jamaah
yang seperti ini dikelompokkan dalam satu bus tersendiri sejak berangkat
dan dari pemondokan terus dijaga oleh dokter dan paramedis di situ,"
katanya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi
komitmen petugas haji untuk sepenuhnya melayani jamaah selama di Arafah,
Muzdalifah, dan Mina (Armina).
"Saya amat sangat terharu
sebagian mereka bahkan sejak di Tanah Air menyiapkan diri untuk tidak
berhaji semata-mata demi untuk memberikan khidmat yang sepenuhnya kepada
para jamaah haji kita," katanya saat berkunjung ke KKHI.
70 petugas kesehatan tak berhaji demi maksimalkan layanan
Jumat, 9 September 2016 13:36 WIB