Jambi (ANTARA) - Kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi (Kemenristekdikti) mengingatkan agar proses pemilihan rektor Universitas Jambi (Unja) tidak membuat civitas akademika bercerai berai.
"Tahapan pemilihan rektor ini hanyalah tahapan yang diatur, hendaknya proses ini jangan membuat civitas Unja bercerai berai," kata PLT Inspektur Jendral Kenristekdikti Prof. Yusrial Bakhtiar, AK di Jambi, Rabu.
Berdasarkan keputusan Kemenrsitekdikti, pemilihan rektor perguruan tinggi dilakukan secara bertahap, dari penjaringan bakal calon rektor, penyaringan calon rektor hingga pemilihan rektor. Kemenristekdikti memberikan apresiasi kepada Unja yang telah melaksanakan tahapan tersebut hingga tahap penyaringan calon rektor yang berjalan dengan lancar.
Kemenristekdikti berharap, tahapan pemilihan rektor tersebut dapat berjala lancar dan mengeratkan persaudaraan civitas untuk membangun Unja ke depan.
"Pesan Pak Menteri, yang menjadi pimpinan di perguruan tinggi harus membawa perguruan tinggi menjadi lebih baik," kata Prof. Yusrial Bakhtiar.
Sementara itu, ketua Senat Unja Prof. Amri Amin mengatakan bakal calon rektor telah melakukan deklarasi damai sebelum hingga setelah proses pemilihan rektor dilaksanakan.
Ia meyakini pelaksanaan pemilihan Rektor Unja tersebut dapat berjalan dengan aman, damai sejuk dan lancar.
Sementara itu, dijelaskan Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unja, Dr. Fauzi Syam, setelah dilaksanakan penyaringan calon rektor Unja, tahapan selanjutnya yakni pemilihan rektor Unja. Pemilihan rektor Unja tersebut di perkirakan akan dilaksanakan pada bulan November 2019.
Dalam pemilihan rektor Unja tersebut yang memiliki hak suara yakni ketua beserta anggota senat dan pejabat Kemenristekdikti. Dengan presentasi 65 persen suara dari senat Unja dan 35 persen suara dari pejabat Kemenristekdikti.
"Terdapat 56 orang anggota senat Unja yang memiliki hak suara," kata Dr. Fauzi Syam.*
Kemenristekdikti: Pemilihan rektor jangan buat Unja cerai berai
Rabu, 2 Oktober 2019 20:25 WIB