Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ingin setiap narapidana terorisme (Napiter) yang akan bebas terlebih dulu masuk ke Pusat Deradikalisasi (Pusderad) di Lapas Khusus Terorisme Kelas IIB di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Setiap napiter yang akan bebas idealnya dipindahkan ke Pusat Deradikalisasi," kata Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis kegiatan Reintegrasi Sosial di Lapas Klas 1 Palembang, Kamis.
Di Pusderad itu lah, kata Hendri dikutip dari siaran pers, para napiter akan menjalani program yang lebih terintegrasi sehingga saat kembali ke masyarakat sudah benar-benar baik sesuai harapan.
Baca juga: BNPT: Pemindahan Napi teroris ke Sentul agar jadi individu moderat
Baca juga: BNPT: Ciri radikalisme dan terorisme tidak dari cara berpakaian
Selain itu, kata Hendri, setiap napiter yang akan bebas sudah mau bersumpah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kesempatan itu Hendri melihat secara langsung proses deradikalisasi tiga napiter yang ada di Lapas Klas 1 Palembang. Kebetulan satu napiter, yakni Addin Agus Riyanto alias Abu Nabila alias Wahirun akan bebas 12 Desember 2019.
"Saya ingin melihat langkah-langkah yang dillakukan, apakah yang bersangkutan sudah siap kembali ke masyarakat dan benar-benar kembali ke NKRI atau masih berpotensi akan mengulangi perbuatannya," ujarnya.
Baca juga: Kepala BNPT: Anak muda jadi sasaran untuk direkrut teroris
Kalapas Palembang Riyanto mengungkapkan, selama ini pihaknya telah melakukan program khusus kepada tiga napiter tersebut agar saat bebas mereka menjadi manusia yang lebih baik dan tidak terpapar terorisme.
"Untuk napiter yang akan bebas bulan depan, sehari-hari dia sudah bisa bergaul dengan baik di lingkungan lapas. Untuk bermasyarakat saya kira sudah siap meski harus terus diberikan sentuhan-sentuhan agar dia benar-benar sadar dan kembali ke NKRI," ujarnya.
Kasubdit IV Ditintelkam Polda Sumsel AKBP Marzuki Ismail menambahkan, pihaknya terus memperkuat koordinasi dalam menangani deradikalisasi napiter ini.
"Selama ini kami memonitor kemudian mengadakan wawancara dengan Yang bersangkutan. Sejauh pengamatan kami, dalam bidang ideologi kenegaraan, dan ideologi keagamaan harus terus diberikan pembinaan lagi," tuturnya.
Menurut Marzuki perlu dialog dengan tokoh agama yang paham betul agamanya supaya para napiter bisa bergaul berbagai macam pihak setelah selesai menjalani kehidupan di lapas.