Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi mengembangkan inovasi untuk kualitas pembelajaran dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Rabu.
Sebanyak 68 orang dosen LPTK Unja dan UIN STS Jambi mengikuti pelatihan pembelajaran modul II program PINTAR yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation. Dosen-dosen tersebut akan diajarkan bagaimana cara mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terfokus pada penerapan pembelajaran aktif sesuai dengan kekhasan karakter mata pelajaran.
Dekan FKIP Universitas Jambi, Prof. Dr. rer-nat Asrial, melihat peluang untuk menjamin keberlanjutan praktik baik Program PINTAR Tanoto Foundation. Dimana dosen-dosen tersebut merupakan bagian dari kekuatan yang ada di kampus.
“Dosen-dosen yang mengikuti pelatihan inilah yang akan menindaklanjuti pengembangan sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan mahasiswa calon guru sesuai model yang dikembangkan,” kata Asrial.
Menurut Dekan UIN STS Jambi Dr Hj Fadlillah, keberhasilan guru di sebuah sekolah mencerminkan keberhasilan LPTK dalam merancang dan menjalankan proses pendidikan dalam menyiapkan calon guru di kampus.
“Kemitraan antara LPTK dengan sekolah dan madrasah merupakan suatu keniscayaan yang selalu membawa manfaat timbal-balik, bagi LPTK dan sekolah sekaligus, harus betul-betul membawa dampak perubahan positif dimulai dari calon gurunya” kata Dr. Hj. Fadlillah.
Para dosen tersebut telah dilatih Tanoto Foundation yang selama ini telah menjadi fasilitator pelatihan Program PINTAR. Dosen-dosen tersebut merupakan aset penting yang memiliki potensi untuk menjamin keberlanjutan Program PINTAR di LPTK.
“Tim fasilitator dosen ini merupakan modal dan tenaga potensial bagi UNJA maupun bagi UIN STS Jambi untuk terus melakukan upaya revitalisasi dan pengembangan LPTK,” lanjut Dr. Hj. Fadlillah.
Sementara itu, Head of Teacher Training Institute Development Program PINTAR Tanoto Foundation, Bahris Salim mengatakan, setiap mata pelajaran memiliki karakter keterampilan dan proses tersendiri yang perlu dilatih secara berkelanjutan kepada mahasiswa. Dalam modul II, dosen akan dilatih menerapkan pembelajaran aktif sesuai kekhasan karakter mata pelajaran.
“Misalnya, dalam pembelajaran matematika, ciri khas mata pelajarannya yaitu melatih mahasiswa keterampilan matematika seperti penalaran, pembuktian, representasi, koneksi, komunikasi dan proses penyelidikan, penemuan, serta pemecahan masalah,” kata Bahris Salim menjelaskan.
Provincial Coordinator Tanoto Foundation Jambi, Medi Yusva mengatakan, pelatihan tersebut harus mampu memberikan keterampilan praktis kepada dosen LPTK. Dosen mampu menerapkan pendekatan saintifik, penilaian autentik, serta mengembangkan budaya baca dan manajemen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran aktif.
"Kami berharap pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang diimplementasikan di sekolah dan madrasah mitra LPTK, juga dikembangkan dan dilakukan para dosen dalam mempersiapkan calon guru di kampusnya," kata Medi Yusva.