Jambi (ANTARA) - Berawal dari usaha keluarga yang menekuni mengenai penjahitan, kini Toko Kiky sudah mempunyai tempat produksi sendiri Toko Kiky Bordir Komputer & Konveksi.
“Kami hanya menerima pemesanan apabila kami memang sanggup mengerjakannya, jika tidak kami tidak segan untuk menolaknya. Karena kualitas dan ketepatan waktu adalah prinsip yang kami pegang hingga saat ini,” kata Kiky, Senin, Jambi.
Sejak di bangku kuliah strata I, Kiky sudah mulai menekuni usaha ini, sekitar tahun 2010 ia mulai membantu orang tuanya mengelola usaha konveksi tersebut. Namun saat itu Kiky belum mempunyai tempat sendiri untuk membuka usaha ini, masih menumpang di usaha konveksi saudaranya.
Setelah lulus S2 Kiky dan orang tuanya memutuskan untuk membuat usaha konveksi sendiri.
“Awalnya sempat bingung, karenakan saya lulus S2 dan harus mengelola usaha jadi saya serahkan ke kakak saya. Namun dikarenakan pandemi dan ada beberapa hal lainnya, saya lah yang melanjutkan usaha ini,” ucap Kiky.
Tidak hanya usaha konveksi saja, usahanya juga mempunyai toko dan usaha bordir. Ketiganya tidak serentak pengelolaannya, toko terlebih dahulu, konveksi barulah bordir.
Saat ini ia mempekerjakan mahasiswa part-time, siswa yang tidak melanjutkan pendidikan dan orang-orang sekitar yang mempunyai keahlian di bidang konveksi dan bordir.
Kiky mengakui bahwa pandemi covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap usahanya, baik penurunan pemesanan ataupun kelancaran pembayaran oleh konsumen.
“Di masa pandemi saat ini kami sangat merasakan dampaknya, orderan jadi menurun. Karena kan yang banyak order itu untuk pesta, jadi sangat berpengaruh bagi pemasukan kami. Dulu yang satu hari bisa mendapat pemasukan sekitar Rp2 jutaan, saat Covid-19 seperti ini pernah dalam satu hari itu cuma dapat Rp180 ribu bahkan Rp100 ribu. Terus tunggakan pembayaran itu juga terjadi,” papar Kiky.
Menghadapi itu semua, Kiky mengatakan bahwa sebagai produsen harus sabar menghadapi hal-hal demikian.
Dalam menjalani usaha ini tentunya Kiky mempunyai strategi untuk bisa bertahan. Ia mengatakan bahwa kualitas dan ketepatan waktu dalam pengerjaan adalah hal yang selalu diterapkan. Kiky juga mengatakan bahwa untuk mendapat kepercayaan konsumen itu tidak mudah.
“Untuk belanja keperluan toko dan produksi, kami beli secara langsung ke tempatnya tanpa perantara. Di sana kita bisa melihat secara langsung kualitas barang yang kita inginkan, kalau melalui online kadang dak sesuai kita juga yang rugi,” ungkap Kiky.
Banyak tantangan yang Kiky lalui selama menjalankan usaha tersebut, mulai dari menghadapi konsumen yang banyak keinginan, pembatalan orderan, komplain konsumen, kendala saat pengerjaan dan lainnya.
Ia berencana akan membuka cabang di akhir tahun 2021 nanti, yang direncanakan bertempat di Yogyakarta dan nantinya akan menjadi pusat toko di sana.
Pesan untuk pengusaha lainnya bahwa jangan berlebihan mengambil keuntungan, jangan mempertaruhkan kualitas demi keuntungan pribadi dan jangan mudah percaya dengan orang lain.
