Jambi (ANTARA) - Bank Sampah "Bangkitku" yang berdiri di Kota Baru Kota Jambi memberikan solusi efektif pemberdayaan ekonomi warga berbasis lingkungan hidup melalui pemanfaatan sampah dan limbah.
Bank Sampah Bangkitku didirikan oleh Santoso "Technosam" dan Direkturnya Permadi SE pada 21 April 2014.
Santoso menuturkan bahwa Bank Sampah Bangkitku bukan hanya sebagai wadah untuk menabung dan mengolah sampah, namun bank sampah ini juga bersifat sebagai edukasi bagi masyarakat.
“Sebenarnya kami, Bank Sampah ini sifatnya edukasi, hanya merupakan contoh, dan produk benar-benar hasil dari kami," kata Santoso.
Ia menyebutkan masih ada saja masyarakat yang belum mengerti untuk memilah sampah sesuai dengan kategorinya. Hal itu diakuinya sebagai kesalahan karena tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat.
“Tetapi, salah dari kita harus dikaji juga salahnya di mana, jika tidak ada dananya bagaimana Bank Sampah akan mensosialisasikan kepada masyarakat, seharusnya pemerintah, melalui pusat yang menganggarkannya,” kata Santoso.
Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya, seperti jenis kertas, dari jenis kertas pun akan dipilah lagi, misalnya jenis kertas kardus, kertas hvs, kertas koran, karena untuk menentukan nilai ekonomisnya yang berbedaa.
Untuk mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah tersebut menghasilkan uang maka masyarakat Jambi mengelola sampah melalui Bank Sampah Bangkitku.
Hasil kerajinan tangan yang didapatkan oleh Bank Sampah Bangkitku berupa tas, taplak meja, tempat pensil, bunga, topi, pot, hiasan dan masih banyak lagi.
Bank Sampah Bangkitku sudah banyak mendapatkan berbagai penghargaan dan juga prestasi yang harus dibanggakan, namun sayangnya, dari pengakuan Santoso bahwa masyarakat bahkan pejabat di Jambi masih jarang turut melestarikannya.
“Seperti orang yang ekonominya lumayan bahkan isteri-isterinya pejabat pun belum pernah membawa tas daur ulang ini, seharusnya mereka justru memberikan contoh,” harap Santoso.
Melalui Bank Sampah ini, masyarakat dapat menabung sampah yang sudah dipilah dan dibersihkan dahulu sebelumnya. Mereka yang menabung di Bank Sampah Bangkitku disebut sebagai nasabah, dan kini Bank Sampah Bangkitku memiliki nasabah sekitar 230 orang.
“Nasabahnya jumlahnya 230-an, kita data ulang nasabah aktif dan yang pasif. Itu perlu untuk efektifitas program yang kita gulirkan," kata Santoso menambahkan.
Bank Sampah "Bangkitku" ikhtiar pemberdayaan ekonomi berbasis solusi lingkungan
Rabu, 13 Oktober 2021 17:39 WIB