Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kesetaraan gender akan berpotensi memberikan tambahan 11 persen atau 12 triliun dolar AS bagi Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Sri Mulyani menuturkan sebanyak 12 triliun dolar AS merupakan angka yang signifikan terutama sangat dibutuhkan ketika global ingin memulihkan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.
Ia menyebutkan sejauh ini pandemi telah berimplikasi asimetris bagi perempuan karena mereka yang sebenarnya di posisi awal sebagai yang lebih rentan.
Baca juga: Menkeu: Keluarga bisa tingkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi
Hal itu lantaran sebagian besar pekerja di sektor kesehatan dan sosial didominasi oleh perempuan sehingga pandemi memiliki implikasi asimetris terhadap perempuan dibandingkan laki-laki.
Terlebih lagi, ketika perempuan yang paling terdampak pandemi maka implikasinya turut menimpa anak-anak sehingga pemulihan ini juga harus mengutamakan perempuan.
Baca juga: Menkeu: Kesetaraan gender akan tambah PDB global 28 triliun dolar AS
Ia menegaskan global harus merancang pemulihan yang lebih setara terutama dari perspektif gender mengingat didorongnya potensi perempuan akan lebih berimplikasi bagi ekonomi yakni mencapai 28 triliun dolar AS atau 26 persen dari PDB.
“Ini akan cukup kuat untuk mengimbangi apa yang terkikis oleh pandemi dalam dua tahun terakhir,” tegas Menkeu.
Baca juga: Menkeu: Kesetaraan gender melalui peningkatan kompetensi diri
Baca juga: Menkeu: Kesetaraan gender penting bagi ekonomi negara