London (ANTARA) - Raja Charles akan diproklamasikan secara resmi sebagai penguasa baru Kerajaan Inggris pada Sabtu dalam sebuah upacara bersejarah pada Sabtu.
Charles, 73 tahun, segera melanjutkan peran ibunya pada Kamis tetapi Dewan Aksesi yang terdiri dari ratusan politikus, uskup dan pegawai negeri senior dengan kostum heraldik tradisional akan memproklamasikan suksesinya pada Sabtu.
Upacara itu akan disertai dengan hormat senjata dan para bentara akan pergi ke Mansion House, kediaman resmi Wali Kota London, untuk membacakan proklamasi di Royal Exchange.
Proklamasi tersebut juga akan dibacakan secara terbuka di ibu kota-ibu kota lain dalam Inggris Raya, yaitu Edinburg di Skotlandia, Belfast di Irlandia Utara, dan Cardiff di Wales, serta beberapa lokasi lainnya.
Raja Charles pada Jumat bersumpah untuk melayani bangsa Inggris dengan "kesetiaan, kehormatan dan kasih sayang" dalam pidato pertamanya sebagai raja.
Charles adalah raja dan kepala negara Inggris Raya serta 14 wilayah lain kerajaan itu di dunia, termasuk Australia, Kanada, Jamaika, Selandia Baru dan Papua Nugini.
Sebelumnya, setelah kembali ke London dari tempat ibunya wafat di Skotlandia, dia disambut oleh tepuk tangan dan kerumunan orang yang menyanyikan "God Save The King" saat dia tampil di depan publik untuk pertama kalinya di luar Istana Buckingham.
Charles juga mengatakan dalam pidatonya bahwa dia menetapkan putra pertamanya William, 40 tahun, sebagai Pangeran Wales, gelar yang dipegangnya selama lebih dari 50 tahun dan secara tradisional diturunkan kepada pewaris takhta.
Tanggal pemakaman ratu belum diumumkan, tetapi diperkirakan akan dilaksanakan dalam satu pekan ini.
Para pemimpin dari seluruh dunia akan menghadiri pemakaman itu, termasuk Presiden AS Joe Biden.
Meskipun sudah menjadi raja, penobatan Charles akan dilakukan setelah pemakaman ibunya.
Saat Elizabeth menjadi Ratu Inggris pada 1952, penobatannya dilakukan pada 1953.
Sumber: Reuters