Badung, Bali (ANTARA) - Beberapa negara anggota G20 memperlihatkan ketertarikan setelah Presidensi G20 Indonesia mendorong konsep pelatihan vokasi berbasis komunitas dalam pertemuan keenam Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan (Employment Working Group/EWG).
"Kita mendorong ada satu konsep yang kemarin awalnya mereka bingung yang namanya community based vocational training (CBVT). Kita akan menawarkan sesuatu yang menurut saya akan menjadi sebuah katakanlah pemahaman, bahkan terminologi yang akhirnya mereka akan adopsi," kata Anwar.
Dia menjelaskan bahwa konsep tersebut mendorong pelatihan vokasi yang dilakukan atau dimiliki oleh masyarakat (komunitas). Indonesia telah memulai pelatihan vokasi berbasis masyarakat itu dalam bentuk Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas.
"Menemukan titik pentingnya lagi ketika kita juga mendapatkan masukan-masukan bagaimana yang namanya BLK Komunitas bisa diadopsi juga oleh negara lain," jelasnya.
Beberapa negara yang memiliki kesamaan kondisi dengan Indonesia, seperti Argentina, Brasil dan India memperlihatkan ketertarikan dengan konsep pelatihan vokasi berbasis komunitas.
"Karena pada intinya tugas untuk meningkatkan SDM bukan hanya urusan pemerintah, perusahaan, sekolah atau lembaga pendidikan, tapi juga masyarakat melalui community based vocational training," kata Anwar.
Selain pelatihan vokasi berbasis komunitas, dalam pertemuan EWG itu juga dibahas untuk mencapai kesepakatan beberapa isu lain, seperti menciptakan lapangan kerja inklusif, menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan terutama di sektor UMKM dan informal.
Hasil lain yang dikejar sebelum pertemuan tingkat Menteri Buruh dan Tenaga Kerja G20 pada Rabu (14/9) adalah perlindungan sosial ketenagakerjaan di tengah perubahan pola kerja, dan yang terakhir pembaruan strategi keahlian G20 untuk memastikan kebutuhan kemampuan yang diperlukan pasar kerja.