Madinah (ANTARA) - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Hilman Latief meminta seluruh petugas bersiaga agar kejadian orang tersesat dan hilang yang terjadi di Mekkah tidak terulang di Madinah, karena situasinya juga sama-sama padat.
Hal tersebut disampaikan Hilman seusai menggelar rapat koordinasi dengan para kepala sektor, kepala seksi, dan petugas terkait mengenai persiapan menghadapi puncak kedatangan jamaah gelombang dua di Madinah, kepulangan jamaah ke Tanah Air, kesiapan tim, kesiapan hotel, transportasi, keterlambatan dan perubahan jadwal pesawat, serta meminimalkan perubahan yang mungkin terjadi.
"Saya minta petugas mawas diri, berjaga-jaga dan mempersiapkan skema agar fenomena tersesat dan hilang di jalan bisa diminimalisir," kata Hilman seusai rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Daerah Kerja Madinah, Selasa (11/7} malam waktu setempat.
Hilman juga meminta seluruh tim linjam (perlindungan jamaah), Kasatop, dan para petugas agar bisa membuat skenario preventif jangan sampai kejadian orang tersesat dan hilang yang terjadi di Mekkah juga terjadi di Madinah, karena sama-sama padat.
"Madinah itu bagi orang yang tidak familiar, gerbang Masjid Nabawi dianggap sama semua, begitu keluar kok lain posisi gedungnya. Potensinya besar, makanya kami minta penempatan petugas agar tidak terulang dan kita ingin tiga orang ini (orang hilang) selesai dan tidak bertambah lagi," kata Hilman.
Bagi peserta haji yang pernah hilang dan ketemu serta telah kembali bersama kelompoknya saat di Mekkah, Hilman berpesan agar hal itu tidak terulang di Madinah yang intensitas pergerakannya juga tinggi.
"Kami juga meminta agar jamaah bisa jaga ritme ibadahnya, kesehatan fisik, dan petugas mempunyai peran yang besar dalam hal ini. Semoga semuanya lancar," katanya.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut di antaranya Direktur Bina Umroh dan Haji Khusus Nur Arifin, Kepala Daerah Kerja Madinah Zaenal Muttaqin, Sekretaris Daker Madinah Abdillah, para ketua seksi, dan ketua sektor.