Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menilai pemerintah setempat berhasil mengendalikan inflasi sehingga pada Oktober 2023 inflasi Jambi berada pada angka 2,43 persen (yoy).
"Kondisi ini cukup ideal karena inflasi di Jambi cukup terkendali masih dalam rentang target inflasi 3 plus minus 1," kata Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jambi Susiawati Kristiarini di Jambi, Rabu.
Menurut dia, upaya pemerintah provinsi, kabupaten kota dalam mengendalikan inflasi harga pangan cukup berhasil terlihat dengan terkendalinya inflasi pada Oktober 2023.
Komoditas pendorong inflasi di Kota Jambi selama Oktober 2023 yaitu daging ayam ras memiliki andil inflasi sebesar 0,12 persen, cabai merah 0,11 persen, angkutan udara sebesar 0,07 persen, beras sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, di Kabupaten Muaro Bungo andil inflasi terbesar berasal dari cabai merah sebesar 0,19 persen, emas perhiasan sebesar 0,03 persen, bensin sebesar 0,03 persen, rokok putih sebesar 0,02 persen dan daging ayam ras sebesar 0,01 persen.
Pada Oktober 2023, Kota Jambi mengalami inflasi bulan ke bulan (mtm) sebesar 0,50 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,43 dan Muara Bungo inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,14.
Dari tahun ke tahun, pada Oktober 2023 Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 2,44 persen dan Kota Muara Bungo sebesar 2,38 persen. Tingkat inflasi Year to Date (ytd) Kota Jambi sebesar 2,20 persen dan Kota Muara Bungo sebesar 1,71 persen.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota Jambi telah melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) pada Oktober 2023 sebagai upaya menstabilkan harga beras, cabai merah dan komoditas lain yang mengalami kenaikan harga.
Pemkot Jambi melaksanakan 11 langkah kongkrit upaya penanganan dan stabilisasi laju inflasi di daerah itu diantaranya, sidak dan pemantauan secara kontinu komoditas konsumsi masyarakat di berbagai pasar, ritel, dan pergudangan, subsidi BBM bagi angkutan umum, operasi rutin atau intervensi operasi pasar bersama Bulog Jambi, gerakan payo menanam cabai dan bawang yang melibatkan masyarakat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Hermanto mengatakan pihaknya optimis bahwa inflasi Jambi pada 2023 akan terkendali pada target tiga plus minus satu.
"Jika melihat sampai Oktober ini dan masih ada sisa dua bulan lagi pada 2023 sehingga kami optimis inflasi Jambi akan terkendali sesuai target," kata dia.
Hermanto menyebutkan berdasarkan hasil pemetaan kuadran rerata andil inflasi (mtm) dan frekuensi 10 besar komoditas penyumbang inflasi dalam 3 tahun terakhir sebagian besar komoditas yang memberikan andil terbesar dan paling sering muncul menjadi 10
penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok volatile foods.
Berdasarkan hasil tersebut, perhatian dan sinergi kebijakan pengendalian inflasi perlu diarahkan pada komoditas cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, beras, daging ayam ras, dan bawang merah.