Lampung (ANTARA Jambi) - Provinsi Lampung akan mendukung upaya Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mengembangkan potensi pembangkit listrik dari biogas metana dari bahan baku singkong.
"Kami akan terus mendukung upaya PT PLN merintis pengembangan pembangkit listrik berbahan gas metana yang bahan bakunya terbuat dari komoditas singkong," ujar Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said di Desa Balai Murni Jaya, Menggala Timur, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Selasa.
Potensi pengembangan komoditas singkong di provinsi ini sangat besar, sehingga upaya pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat yang murah diharapkan dapat segera terpenuhi.
"Bila pengembangan listrik dari gas metana berbahan baku singkong ini dapat terealisasi, ke depan tidak ada lagi desa yang mengalami kegelapan karena belum ada listrik akibat bahan bakunya yang mahal," kata Wagub.
Ia berharap, PT PLN harus dapat membuat prototipe atau percontohan listrik dari gas metana berbahan baku singkong itu, agar penerapannya bisa segera dilaksanakan di provinsi ini.
Apalagi, biaya produksi pembangkit ini relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan penggunaan panas bumi dan batu bara.
Pemprov Lampung akan menyediakan sekitar 200 hektare lahan di Desa Sulusuban, Lampung Tengah, tepatnya di sekolah unggulan untuk pengembangan bioenergi (biomassa), sehingga penerapannya bisa segera dinikmati oleh masyarakat daerah ini.
Menurut Edi Sukmoro, Kepala Divisi Umum dan Manajemen PT PLN, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas metana berbahan baku singkong itu merupakan yang pertama di Indonesia.
Pada percontohan awal ini, PLN bekerja sama dengan PT Lampungcasava Agro dengan luas lahan budidaya singkong sekitar 52 hektare.
"Kami akan mengujicobakan pembangkit listrik dengan daya yang dihasilkan sekitar satu megawatt. Untuk energi tersebut hanya membutuhkan sekitar 150 hektare kebun singkong maka ke depan percontohan itu akan dilaksanakan secara berkala," katanya.(Ant)