Jambi (ANTARA Jambi) - Pihak pemerintah menyebutkan program angkutan massal di Kota Jambi dengan pengerahan bus tidak akan menganggu trayek angkutan kota (angkot).
"Angkutan massal tersebut merupakan program pemerintah pusat yang tidak menganggu trayek angkot. Karena bus-bus itu beroperasi dengan sistem menghubungkan kabupaten terdekat atau aglomerasi," kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Afrianto di Jambi, Kamis.
Menanggapi aksi unjuk rasa para sopir angkot yang menolak beroperasinya angkutan massal bus di Kota Jambi, ia menegaskan bahwa angkot yang selama ini beroperasi tidak akan kehilangan trayek, karena angkutan massal tersebut diipastikan tidak sampai masuk ke dalam pusat kota.
"Angkot tidak akan kehilangan trayek. Karena itu saya mengajak mereka untuk berdiskusi sehingga mereka memahami apa yang sedang diprogramkan pemerintah untuk angkutan massal tersebut," kata Afrianto menjelaskan.
Sementara itu, sehari sebelumnya puluhan sopir angkot Jambi berunjuk rasa dengan membawa mobil angkot mereka ke kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jambi.
Aksi unjuk rasa tersebut untuk menolak program pemerintah yang akan mencanangkan bus angkutan masal di kota itu, karena mereka khawatir angkot yang sudah beroperasi sejak tahun 60-an akan kehilangan trayek jika bus angkutan massal tersebut beroperasi.
Dalam aksi demo ini tidak mendapat pengawalan dari aparat kepolisian itu, para pengunjuk rasa diberikan kesempatan untuk berdialog dengan sejumlah pejabat pada Dishub Jambi.
"Kami khawatir angkot akan kehilanagan trayek dan kehilangan penumpang dan kami minta angkot sudah lama beroperasi di Kota Jambi jangan dihilangkan trayeknya," kata kordinator aksi, Budi.
Dalam diskusi tesebut, pelaku usaha angkutan dan para supir meminta kepada pemerintah untuk dilakukan pembinaan serta memperhatikan jalur trayek yang selama ini sudah menjadi mata pencaharian mereka.
"Kami minta dibina dan juga diperhatikan, selama ini kami kurang pembinaan dan juga jalur yang kami lalui minta diperbaiki," katanya.