"Saya bangga mereka juara dengan menggunakan karaben, senapan serbu, dan munisi produk Pindad, ini pembuktian karya anak negeri tidak kalah kualitas dan performanya dibandingkan produk asing," kata Panglima TNI, dalam pertemuan dengan kontingen TNI AD, di Jakarta, Rabu.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan prestasi para prajurit TNI AD di AARM 2016 ini menunjukkan penguasaan skill, persenjataan, dan amunisi yang baik.
"Jajaran TNI AD akan melakukan proses standardisasi senjata organik dengan dua jenis produk kami tersebut, ini merupakan apresiasi sekaligus tantangan bagi jajaran awak Pindad untuk dapat memenuhi amanah dan arahan dari Bapak Kasad," ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, mengatakan dalam AARM 2016 ini Kontingen TNI AD menggunakan SS2-V2 HB untuk kelas karaben, SS2-V4 HB untuk kelas senapan dan munisi dari Pindad.
"Senjata dan munisi ini kami kembangkan berdasarkan masukan, kritik, dan saran dari jajaran pengguna di TNI AD, dan para pemangku kebijakan di Kementerian Pertahanan, KKIP, dan Kementerian BUMN. Jadi boleh dibilang senjata dan munisi ini karya kita bersama untuk bangsa," ujarnya.
Menurut dia, SS2-V2 HB dan SS2-V4 HB sudah diproduksi Pindad sejak tahun 2006. Berbagai kritik dan saran terkait kualitas, rancang bangun dan material.
"Kami himpun dari grass root yakni para prajurit pengguna senjata dan pembina teknis serta jajaran pimpinan TNI AD," tutur Abraham.
Ia menambahkan, SS2-V2 HB merupakan senjata karaben dengan panjang laras 40,3 cm, sementara laras SS2-V4 HB sepanjang 50 cm. Kedua jenis senjata ini menggunakan munisi 5.56mm.
Di samping senjata organik itu, Pindad juga memroduksi senapan khusus seperti SS2 V7 subsonic, sniper SPR-3 kaliber 7,62mm dan sniper SPR-2 kaliber 12,7mm, serta pistol G2 kaliber 9mm.